Selasa, 24 Mei 2016


“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.

Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya. Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja. Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas. Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya. Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya. Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah. Kakeknya mengatakan, "Jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamupun juga tidak sama persis dengan maunya. Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi. Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur.... "

“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.

“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu. Memandaginya menyeruakkan berbagai macam perasaan.

Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata. Dalam batin, dia bergumam,

“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktifitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan. Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku. Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, dikala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.

Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki. Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?

Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?

Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata. Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumahtangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah swt. Segala puji hanya untuk Allah swt yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”

Tanpa terasa airmata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis. Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian iapun terlelap 

Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali. Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”

Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan. “Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.

Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.

“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.

“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.

“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.

“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu. Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku. Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah membahagiakanku.

“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah swt. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”

Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota'ayun waj'alna lil muttaqiina imaamaa.

Share buat yang sudah berkeluarga, buat yang sayang istri or suami wajib share

0
inShare

Subscribe to receive free email updates:

RELATED POSTS :

Wanita Ini Ingin Mencari Suami Kaya, Namun Jawaban Pria Ini Sungguh Menohok..Ketika seorang wanita yang katanya “Realistis” (tidak mau dibilang matre), mendapat jawaban dari seorang pebisnis yang juga RealistisPertany… Read More...Wahai Suami dan Istri, Bacalah Ini Jika Berani Hingga Tuntas, MOHON DI SHARE !!“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti… Read More...Astaghfirullah !! Kisah Nyata!!! Mahasiswi yang Meninggal Setelah Berzina. Terharu MembacanyaNormal 0 false false false IN X-NONE X-NONE … Read More...

1 RESPONSE TO "WAHAI SUAMI DAN ISTRI, BACALAH INI JIKA BERANI HINGGA TUNTAS, MOHON DI SHARE !!"

IZHAR IBRAHIMAPRIL 13, 2016 AT 4:48 AM

Penyeselan sy sungguh ga bs digambarkan dg apapun krna sy sdh bener2 menyia2kan org yg syg sma sy yaitu ma'mum skaligus ibu dr anak sy, kini dia enggan bhkan sngat mmbenci sy krna keegoisan dan ketempramenan sy dlu. Skrg sy bru tersadar akan hilang'a ksh syg, cinta kasih dan senyum'a yg dlu prnah hinggap di diri ini, dan smpai detik ini sy blm snggup mncari pengganti'a tepat 7 blan sudah kami berpisah.

Reply

NEWER POSTOLDER POSTHOME

TOP NEWS

Wahai Suami dan Istri, Bacalah Ini Jika Berani Hingga Tuntas, MOHON DI SHARE !!

“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah. Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya past...

SIMPAN IRISAN BAWANG DI POJOK KAMAR ANDA, DAN INILAH YANG AKAN TERJADI ?? YUK BAGIKAN ARTIKEL INI KEPADA TEMAN ATAU SAUDARA KITA YANG DILUARSANA

S ampai Saat ini banyak yang tahu tentang bawang cuma untuk bumbu masak. Walau sebenarnya, selain untuk bumbu masak bawang banyak manfa...

Curhatan Seorang Wanita, Wajib Baca! Ternyata Pacaran Itu Lebih Hina dari P*K.. Ini Alasannya

Bagi kamu anak ABG di zaman sekarang, jangan sekali-sekali mau diajak berpacaran karena berpacaran itu jauh lebih hina dari pada p*lacu...

Ternyata Ada Makanan yang Bisa Cegah Kanker Serviks, Wanita Harus Tahu Ini!

Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang seakan-akan terus menghantui para wanita. Bayangkan saja, menurut survei di Indonesia, hampir...

Tolong Bagikan !! Dijamin Kamu Tidak Akan Mau Lagi Makan Dengan Menggunakan Saus, Jika Tau Hal ini..!!

Berbicara tentang makanan, gudang makanan Indonesia bisa dibilang selera enak -enak. Cari masakan mewah dan lezat atau santapan ada yan...

Begini Cara Mengobati Penyakit Amandel, Tidak Perlu Operasi Lagi Silakan Dishare!!

Radang amandel disebabkan oleh bakteri dan virus dan akan disertai dengan gejala sakit telinga saat menelan, bau mulut, dan air liur bersama...

Tak pernah disentuh lelaki, saat disuruh salim suaminya sesuatu yang lucu terjadi

MASYA ALLAH..!! Sungguh beruntung lelaki yang menjadi suaminya.. Betapa tidak, di jaman sekarang ini, wanita ini berhasil menjaga &qu...

Astagfirullah!! Anak Durhaka Ini Tega Beri Makan Ibunya Kotoran Manusia dan Air Kencing

 Kita Sebagai seorang anak sudah sewajarnya untuk menjaga dan merawat ibunya yang sudah tua, namun tidak dengan gadis ini memperlakukan ibun...

Kamu Tidak Akan Mau Lagi Makan Dengan Menggunakan Saus Jika Tau Hal ini..!!

Kamu tidak akan mau lagi makan dengan menggunakan saus jika tau hal ini..!! Berbicara tentang makanan, gudang makanan Indonesia bisa dibilan...

Luangkan Waktu 2 Menit Buat Baca Ini, Khususnya Wanita Agar Tidak Menyesal Selamanya. Jangan Pernah Abaikan 10 Gejala Ini

kompasiana -  Anda mungkin pernah mendengar bahwa kanker ovarium adalah "silent killer", tetapi sering ada tanda-tanda peri...

Copyright 2014 Kompasiana.xyz

Powered by Blogger.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar