Jumat, 06 Mei 2016

MEMBELA TANAH AIR

CAK SAID RIDWAN
.
Satu lagi figur Kiyai Muda Lirboyo menulis  Kitab tentang CintaTanah Air
( Alumni Lirboyo & Alumni Rubath Tarim Hbib Salim Assathiri Yaman )
_______

Zunus,NU Online| Kamis, 05 Mei 2016 11:00

Tradisi tulis-menulis di kalangan ulama Nusantara telah berlangsung sejak lama.

Berbagai disiplin ilmu telah dihasilkan dalam berbagai bahasa; (Arab, Melayu, Jawa, Indonesia).
Bahkan beberapa di antaranya menjadi rujukan penting bagi khazanah keilmuan dan dikaji di beberapa univesitas kenamaan. Sebut saja misalnya,Sirajut Thalibin ala Syarhi Minhajut Thalibinkarya Syeikh Ihsan Jampes. Kitab itu pernah menjadi “muqarrar” alias buku ajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.  Belakangan, tradisi tulis-menulis di kalangan ulama Nusantara secara kuantitas mengalami penurunan. Kiai-kiaiyang produktif menulis kian langka.

Terakhir, kiai yang cukup produktif menulis adalah Almagfurlah Kiai Sahal Mahfudz. Ia telah menghasilkan puluhan karya dalam bidang ushul fiqih. Kiai lain di era ini yang juga lumayan produktif menulis adalah Kiai Yasin Asmuni, PetukKediri.

Kabar menggembirakan datang dari Pesantren Lirboyo Kediri. Salah satu kiai mudanya belum lama ini menulis buku dalam bahasa Arab berjudul,ad-Difa’ ‘anil Wathan min Ahammil Wajibat ‘Ala Kulli Wahidin Minna(Membela Tanah Air Salah Satu Kewajiban Individual Paling Utama).  Kitab ini ditulis oleh Kiai Muhammad Said Ridlwan, putra Kiai Ridlwan sekaligus keponakan Almaghrfurlah Kiai Idris Marzuqi Lirboyo.

Buku dengan ketebalan relatif tipis ini (24 halaman) menjelaskan tentang urgensi membela tanah air dalam perspektif Islam sekaligus mengkritik pendapat sebagian orang yang meyakinisebaliknya. Sebagaimana diakui penulisnya, buku ini berisi kumpulan dan nukilan pendapat para ulama.

Pendekatan yang dipakai dalam membangun argumentasi kewajiban membela negara adalah kaidah;lil wasailhukmul maqashid.Kitab ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama menjelaskan tentang kebutuhanpersatuan umat. Pada bab ini, penulis merujuk bagaimana sikap nabi dalam menjaga persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor, serta membuat kesepakatan-kesepakatan umum antara umat Islam, Yahudi, dan kaum Musyrik Madinah.Pada bab kedua, penulis memaparkan hakikat membela tanah air.

Terlebih dalam konteks Indonesia. Said Ridlwan mengatakan bahwa mencintai tanah air Indonesia dan berkiprah dalam membangun negara sesuai dengan kadar kemampuan umat adalah kewajiban bagi setiap individu. (hlm.4-8)Terakhir,

Bab ketiga, penulis menjelaskan tentang batasan-batasan, asas, dan cara membela tanah air.
Membela tanah air secara garis besar memiliki dua tujuan utama; Pertama, membangun sikap keberagamaan manusia.

Kedua, membangun “wasilah” yang mengantarkan kepada tujuan yang pertama yang bisa dicapai dengan kerjasama dan gotong-royong antar sesama masyarakat.

Untuk mencapai kepada dua tujuan utama di atas setidaknya ada empat prinsip dasar.

1. Menguatkan persaudaran umat manusiaSebagaimana kita ketahui Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh terbaik dalam membangun peradaban umat manusia. Beliau berhasil membangun negara Madinah. Pada titik ini, kewajiban bagi kita semua adalah menjaga persatuan umat manusia tanpa memandang suku, agama, ras, tradisi dan bahasa.  Persatuan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada persaudaraan kemanusiaan dan kebangsaan. Melainkan juga mencakup aspek-aspek lainnya seperti; politik, sosial, ekonomi dan militer.

2. Menjaga perdamaian dan menciptakan kemaslahatan universal (Maqashid Syariah)Terciptanya perdamaian merupakan bentuk kenikmatan dan kebaikan yang tidak ternilai harganya. Kemaslahatan agama dan dunia tidak bisa digapai tanpa adanya perdamaian. Sebagaimana dikatakan Imam Al-Mawardi, bahwa syarat terciptanya kemaslahatan dunia adalah perdamaian umat manusia yang dapat mengantarkan ketentraman jiwa.Di samping itu, upaya perdamaian ini dapat dilakukan dengan menolak kelompok-kelompok baik dari dalam maupun luar yang melakukan tindak teror dan kekerasan.  Begitu juga menolak kelompok-kelompok takfiri yang melecehkan hak-hak hidup umat manusia. 

3. Konsisten dalam mewujudkan kebaikanSegenap rakyat wajib membantu pemerintah dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan. Sebab, pemerintah bila tidak dibantu oleh rakyatnya tidak mungkin dapat mewujudkan perdamaian. Rakyat harus mendukung dan membantu pemerintah sesuai tugas,peran, dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing rakyat.

4. Menanam dan menumbuhkan sikap cinta tanah air kepada generasi mudaMeskipun cinta tanah air merupakan sesuatu yang bersifatjibily(watak), akan tetapi sikap ini harus ditanam dan ditumbuh-kembangkan kepada generasi muda bangsa Indonesia. 

Walhasil, kitab tipis dan ringan ini wajib dibaca oleh semua kalangan untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air.Cinta Indonesia.

Data BukuJudul : ad-Difa’ ‘anil Wathan min Ahammil Wajibat ‘Ala Kulli Wahidin MinnaPenulis : Muhammad Said RidlwanPenerbit : Pesantren LirboyoTebal  : 24 Halaman

Peresensi Muhammad Idris Masudi, Santri di Pusat Studi dan Pengembangan Pesantren (PSPP) Ciputat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar