Sabtu, 17 September 2016

Amalan Pembuka Pintu Rezeki Ayat Seribu Dinar

Amalan Pembuka Pintu Rezeki Ayat Seribu Dinar

Amalan - Amalan Pembuka Pintu Rezeki Dalam Ajaran Islam

Sabtu, 18 Mei 2013

Ayat Seribu (1000) Dinar

Pernah dengar istilah ayat 1000 dinar?
Sebenarnya bukan istilah baru sih, sudah ada dari zaman dulu. Istilah ini muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Tidak jelas juga siapa yang menamai ayat ini dengan nama ayat 1000 dinar, anda yang baru pertama kali mendengar istilah ini pun tentu akan bertanya-tanya :

-Memangnya ada dalam Al-Qur'an ayat seribu dinar itu?
-Dimana ayat itu berada?
-Apa keistimewaan ayat tersebut?
-Ini ayat kalo dibaca, kita bisa dapet 1000 dinar ya?
-Bagaimana cara mengamalkannya?

Adapun penamaan ayat ini dengan sebutan ayat seribu dinar nampaknya berkaitan dengan masalah kerezekian. Dan ternyata memang isi dari ayat Al-Qur'an ini berkaitan dengan rezeki dan solusi dari berbagai problematika hidup. Ayat tersebut adalah QS Ath-Thalaq 2-3.



"...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (Ayat 2)

" Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..." (Ayat 3)

"...Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya."(Ayat 3)

"Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya." (Ayat 5)

Sekilas saja ketika kita membacanya kita sudah mendapati bahwa ayat ini secara tersurat membahas mengenai keterkaitan antara perihal taqwa dengan masalah rezeki, kemudahan berbagai urusan, jalan keluar dari setiap masalah, serta janji akan penghapusan dosa dan ganjaran pahala yang besar. Nah menarik sekali mengetahui bahwa Allah secara terang-terangan menjelaskan kepada para hamba-Nya bahwa jika saja kita mau bertaqwa kepada Allah maka rezeki akan dicurahkan dari arah yang tak tertebak, kalau kita menghadapi masalah berat dan rasa-rasanya udah buntu dan stuck, maka Allah akan buka jalan keluarnya. Keren nggak?

Sedikit membahas lebih jauh ayat ini, bolehlah kami sedikit membahas lebih jauh mengenai QS Ath Thalaq 2-5.

Tafsir Ayat 1000 Dinar
Secara umum ayat at Thalaq 2 - 5 menjelaskan tentang betapa istimewanya perihal taqwa itu. Barangsiapa yang berusaha dan menjaga sungguh-sungguh taqwa dalam dirinya maka Allah akan memberikan keutamaan dan keberuntungan. Setidaknya ada empat (4) reward atau hadiah dari Allah yang ditujukan khusus mereka yang berani dan istiqomah dalam taqwa. Empat (4) hal tersebut adalah :
 Allah akan menjadikan jalan keluar untuk semua urusan yang sulit bagi hamba-Nya."...Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan bagi nya jalan keluar." (Ath-Thalaq : 2)

Ibnu Abbas berkata,"Artinya Allah akan menyelamatkannya dari setiap kesusahan di dunia dan akhirat.". Rubai' bin Haitsam berkata,"Allah akan menjadikan jalan keluar untuknya dari segala sesuatu yang membuatnya merasa sempit."

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan,"Yaitu barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya."
Memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka :"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...." (Ath-Thalaq : 3)

Ibnu Mas'ud berkata,"Maksudnya memberi rezeki dari arah yang tidak diketahuinya dan tidak terbesit dalam pikiran sebelumnya". Qatadah berkata,"Memberinya rezeki sekiranya ia tidak mengharap dan mengangankannya."
Memudahkan urusannya"....Dan barangsiapa yang bertwakkal kepada Allah,niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya."(Ath-Thalaq : 3)

'Atha berkata,"Artinya Allah akan memudahkan untuknya problematika kehidupan di dunia dan di akhirat."
Menghapus kesalahan dan membesarkan pahala untuknya"....Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (Ath-Thalaq : 5)

Ibnu Katsir berkata,"Artinya Allah akan menghilangkan apa yang ditakutinya dan memperbesar pahala untuknya atas amalnya yang sedikit."

Asbabun Nuzul QS Ath Tholaq 2-3
Terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan tentang asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ayat seribu dinar ini. Diantaranya adalah :

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ayat 3 surat Ath-Tholaq ini turun berkenaan dengan seorang suku Asyja' yang fakir, cekatan dan banyak anak. Ia menghadap Rasulullah SAW dan meminta bantuan beliau (tentang anaknya yang ditawan oleh musuh dan tentang penderitaan hidupnya). Rasulullah SAW bersabda,"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah" Tidak lama kemudian datanglah anaknya yang ditawan itu sambil membawa seekor kambing (hasil rampasan dari musuh sewaktu melarikan diri). Hal ini segera dilaporkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian bersabda,"Makanlah kambing itu"(HR Al Hakim dan Jabir)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Auf bin Malik al Asyja'i menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata,"Anakku ditawan musuh, dan ibunya sangat gelisah. Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW. bersabda,"Aku perintahkan agar engkau dan isterimu memperbanyak mengucapkan ; Laa haula walaa quwwata ilaa billah". Lalu kemudian berkata isterinya,"Alangkah baiknya apa yang diperintahkan Rasul kepadamu." Lalu pasangan suami isteri tersebut memperbanyak bacaan itu. Di waktu musuh sedang lalai, anaknya yang ditawan itu berhasil kabur sambil membawa pulang kambing musuhnya ke rumah bapaknya.(HR Ibnu Mardawaih dan Al Khatib yang bersumber dari Ibnu Abbas)

Dari keterangan asbabun nuzul ayat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :
Allah akan memberi jalan keluar bagi hamba Nya yang bertaqwa kepada Nya.Allah akan memberi pertolongan dan memudahkan urusan orang yang bertaqwa.Allah akan mengabulkan hajat keperluan orang yang bertaqwa.Allah akan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka kepada orang yang bertaqwa.Maka dari itu kata kunci dari pengamalan ayat seribu dinar ini adalah "taqwa" itu sendiri. Tentang hal ini Rasulullah SAW pernah menjelaskan sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzarrin ra.

Ia berkata,"Ketika Rasulullah SAW membaca QS Ath Tholaq ayat 2-3 maka beliau terus mengulanginya sampai beliau mengantuk, lalu bersabda: Wahai Abu Dzarrin, seandainya semua manusia mengambilnya (mengamalkan ayat tersebut), maka sungguh ia akan mencukupkan mereka."
(HR Ahmad, Nasa'i, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Ibnu Mardawaih dan Baihaqi)

Kemudian Nabi SAW juga menerangkan sebagaimana diriwayatkan oleh Mu'adz bin Jabal ra.

Bahwa Rasulullah SAW. bersabda,"Wahai manusia, jadikan taqwa kepada Allah sebagai dagangan kalian! Niscaya rezeki akan mendatangi kalian dengan tanpa barang dagangan dan perdagangan." Kemudian beliau SAW. membaca QS Ath Tholaq 2-3
(HR Thabrani, Ibnu Mardawaih, Abu Na'im dan Daelami)

Dari dua keterangan hadis diatas dapat dimengerti bahwa keistimewaan ayat seribu dinar itu terletak pada isi kandungan ayat tersebut yaitu taqwa kepada Allah, bukan kepada pengamalan pembacaan ayat-ayatnya yang tersurat. Atau dengan kata lain kita akan mendapatkan kemudahan dalam setiap urusan dan rezeki yang tiada disangka-sangka dari Allah, jika kita mengamalkan ayat ini atau menjalani taqwa kepada Allah.

Namun ada pula keterangan yang menjelaskan tentang keistimewaan membaca ayat-ayat ini. Sahabat Ibnu Abbas ra. pernah berkata,"Siapa yang membaca ayat-ayat ini di hadapan penguasa penguasa yang ia takuti kezhalimannya, atau ketika terjadi ombak yang ia takut tenggelam, atau ketika berhadapan dengan binatang buas, maka hal itu tidak akan membahayakan sedikitpun"
(Disebutkan As-Suyuthi dalam Kitab Durrul Mantsur)

-------

Maka dari itu jelaslah sudah untuk mendapatkan pertolongan Allah akan kesulitan urusan duniawi dan mendapatkan rezeki yang tidak disangka-sangka kuncinya adalah bertaqwa kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat seribu dinar ini.

-------

Setelah jelas mengenai hakikat ayat ini maka pembahasan selanjutnya adalah mengenai amalan pembuka rezeki sebagai penjabaran dari taqwa. Kami telah merangkumkan beberapa amalan-amalan yang mempermudah turunnya rezeki bersumber dari al-Qur'an dan Hadis, telah banyak cerita dari mereka yang mengamalkan amalan-amalan tersebut mendapatkan pertolongan Allah dan keberkahan dalam hidupnya. Pengalaman-pengalaman mereka insyaAllah nantinya juga akan dipaparkan dalam blog ini. Untuk membaca rangkuman amalan-amalan tersebut bisa dibuka pada tautan berikut : Amalan-Amalan Pembuka Pintu Rezeki

Kami juga telah menuliskan beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengamalkan ayat seribu dinar oleh beberapa ulama. Tulisan tersebut bisa dibaca pada tautan berikut : Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar

Apabila anda sedang terlilit hutang, mungkin artikel tentang hutang berikut ini layak untuk anda baca. Silakan untuk menuju tautan berikut : Cara Spiritual Bayar Hutang Hingga Lunas Selunas-lunasnya

Wallahu a'lamum

TAFSIR SURAT AT-THOLAQ AYAT 2-3

TAFSIR SURAT AT-THOLAQ AYAT 2-3

(Taqwa Sebagai Kunci Rizki)
Pembaca yang berbahagia, kali ini kita berjumpa dalam rubrik tafsir ayat-ayat taqwa, dan pada kesempatan kali ini kita akan mengambil faidah dari tafsir surat At-Tholaq ayat 3-4, namun sebelum itu, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu taqwa.
Pembaca yang berbahagia, sering kali kita mendengar kata taqwa, bahkan kata taqwa tersebut sering dijadikan dasar atau pijakan untuk melakukan suatu perbuatan, Banyak orang yang mengatakan “Jadilah pribadi yang bertaqwa”

atau dalam setiap khutbah jum’at para khatib sering mewasiatkan agar senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita,, Tapi tidak semua orang mengetahui makna yang sebenarnya dan apa yang akan diperoleh dari sebuah ketaqwaan yang tertanam dalam diri kita, sehingga tidak pernah mau berusaha untuk mencapai jalan yang bisa mendorong pada ketaqwaan tersebut..

Adapun Pembaca yang berbahagia, keutamaan taqwa sangatlah banyak, dan salah satu buah taqwa adalah termasuk penyebab turunnya rizki dari Allah Tabaraka wa Ta’ala,, Inilah salah satu keutamaan yang tidak pernah disadari oleh setiap insan,,
Para ulama rahimahullah telah mejelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa,, Di antaranya, Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendenifisikan sebagaimana yang terdapat dalam kitab (Al-Mufradat Fi Gharibil Qur’an, hal. 531): “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”
Sedangkan Pembaca yang berbahagia, dalam kitab (Tahriru AlFazhil Tanbih, hal. 322). Imam An-Nawawi mendenifisikan taqwa dengan “Menta’ati perintah dan larangan-Nya”,, Maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala
Hal itu pun yang didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani dalam (Kitabut Ta’rifat, halaman,, 68) bahwa “Taqwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan menta’ati-Nya,, Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya”

Karena itu siapa yang tidak menjaga dirinya dari perbuatan dosa, berarti dia bukanlah orang yang bertaqwa,, Maka orang yang melihat dengan kedua matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk Allah, berarti ia tidak menjaga dirinya dari dosa,,
Jadi Pembaca yang berbahagia, orang yang membangkang perintah Allah serta melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukan termasuk orang-orang yang bertaqwa,, Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yang bertaqwa,,
Beberapa nash yang menunjukkan bahwa taqwa termasuk di antara sebab rizki,, mari kita perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam qur’an surat ath-tholaq ayat ke 2-3:

...وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ…
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (At-Thalaq: 2-3)

Pembaca yang budiman, dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang yang merealisasikan taqwa akan dibalas Allah dengan dua hal:

Pertama, “Allah akan mengadakan jalan keluar baginya” Artinya, Allah akan menyelamatkannya sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dari setiap kesusahan dunia maupun akhirat , Ar-Rabi’ bin Khutsaim berkata: “Dia memberi jalan keluar dari setiap apa yang menyesakkan manusia”

Kedua, “Allah akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” Artinya, Allah akan memberi rizki yang tak pernah ia harapkan dan angankan,
Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: ”Maknanya, barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya”,
demikianlah Pembaca yang budiman, beberapa penjelasan dari mufassir tentang ayat tersebut, dan tentunya kita harus meyakini kebenaran Janji Allah Subhanahu Wata’ala tersebut, mudah-mudahan kita semua dapat menjadikan diri kita bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa’ala. Sampai di sini perjumpaan kita dalam rubrik tafsir ayat-ayat taqwa, sampai jumpa di lain kesempatan, Wassalamu’alaikum.

Bolehkah Suami-Istri Menonton PORNO

Bolehkah Suami-Istri Menonton PORNO

Assalamu’alaikum wr. wb. Mohon maaf sebelumnya Kiai. Saya ingin menanyakan, apakah diperbolehkan kami (suami-istri) menonton film biru (porno) untuk menambah keintiman atau gairah hubungan suami-istri. Atau ada solusi lain terkait hal ini. Terimakasih atas penjelasannya,
Jawaban

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt.  Bahwa berhubungan badan dengan istri termasuk bagian dari memberi nafkah batin. Bahkan berhubungan badan dengan istri dikategorikan sebagai jihad fi sabilillah dalam konteks tertentu. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang dikemukakan oleh Hujjah al-Islam Imam Abu Hamid al-Ghazali:

رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيُجَامِعُ أَهْلَهُ فَيُكْتَبُ لَهُ بِجِمَاعِهِ أَجْرُ وَلَدٍ ذَكَرٍ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَقُتِلَ --أبو حامد الغزالي، إحياء علوم الدين، بيروت-دار المعرفة، ج، 2، ص. 52

“Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa sesungguhnya seorang suami yang menggauli istrinya maka akan dicatat baginya pahala menggaulinya sebagaimana pahala anak laki-laki yang memerangi (musuh) di jalan Allah kemudian terbunuh.” (lihat Abu Hamid al-Ghazali, Ihya` Ulum ad-Din,  Bairut-Dar al-Ma’rifah, tt, juz, 2, h. 52)

Dari sini saja kita bisa mengetahui bahwa hubungan badan suami-istri memiliki pahala yang sangat besar seperti pahalanya anak laki-laki yang berjihad di jalan Allah. Namun persoalannya tidak hanya sampai disini saja. Sebab, ternyata ada juga pasangan suami-istri yang dalam berhubungan badan terlebih dulu menonton film porno untuk menambah gairah dan keintimannya.  Lantas bagaimana sebenarnya pandangan para fuqaha` dalam menanggapi kasus ini. 

Ada pendapat yang mengatakan bahwa melihat film porno bagi pasangan suami-istri diperbolehkan.  Pandangan ini dirujukkan kepada apa yang dikemukakan oleh Syihabuddin al-Qalyubi. Beliau berpendapat bahwa haram melihat sesuatu dari anggota badan perempuan ajnabiyyah, meskipun itu sudah terpisah darinya, seperti kuku atau rambut kemaluannya. Keharaman melihat ini juga meliputi melihatnya dari balik kaca atau kain tenun yang tipis atau dalam air yang jernih. Namun jika melihat sosok yang terpantul dari dalam air atau cermin tidaklah diharamkan walaupun disertai dengan syahwat.

وَالْحَاصِلُ أَنَّهُ يَحْرُمُ رُؤْيَةُ شَيْءٍ مِنْ بَدَنِهَا ، وَإِنْ أُبِينَ كَظُفُرٍ وَشَعْرِ عَانَةٍ وَإِبْطٍ وَدَمِ حَجْمٍ وَفَصْدٍ لَا نَحْوُ بَوْلٍ كَلَبَنٍ ، وَالْعِبْرَةُ فِي الْمُبَانِ بِوَقْتِ الْإِبَانَةِ فَيَحْرُمُ مَا أُبِينَ مِنْ أَجْنَبِيَّةٍ ، وَإِنْ نَكَحَهَا وَلَا يَحْرُمُ مَا أُبِينَ مِنْ زَوْجَةٍ وَإِنْ أَبَانَهَا ، وَشَمِلَ النَّظَرُ مَا لَوْ كَانَ مِنْ وَرَاءِ زُجَاجٍ أَوْ مُهَلْهَلِ النَّسْجِ أَوْ فِي مَاءٍ صَافٍ ، وَخَرَجَ بِهِ رُؤْيَةُ الصُّورَةِ فِي الْمَاءِ أَوْ فِي الْمِرْآةِ فَلَا يَحْرُمُ وَلَوْ مَعَ شَهْوَةٍ. (شهاب الدين القليوبي، حاشية القليوبي، بيروت-دار الفكر، 1419هـ/1998م، ج, 3، ص. 209) 

“Kesimpulannya, bahwa haram melihat sesuatu dari anggota badan perempuan ajnabiyyah meskipun dipisahkan, seperti kuku, rambut kemaluan, bulu ketiak, darah bekam, darah yang keluar dengan cara membelah pembulu darah vena (fashd), bukan semisalnya air kencingnya seperti air susu. Dan yang menjadi pegangan itu pada apa yang dipisahkan pada saat waktu pemisahan. Karenanya, haram apa yang terpisah dari perempuan ajnabiyyah meskipun sudah pernah dinikahi, dan tidak haram apa yang dipisahkan dari istrinya sekalipun suaminya memisahkannya. Melihat dalam konteks ini termasuk melihat sesuatu dari anggota badan perempuan ajnabiyyah dari balik kaca atau kain tenun yang tipis atau air yang jernih. Dan terkecualikan dari melihat aurat perempuan ajnabiyyah adalah melihat sosok yang terpantul dari dalam air atau cermin”. (Syihabuddin al-Qalyubi, Hasyiyah al-Qalyubi, Bairut-Dar al-Fikr, 1419 H/1998 M, juz, 3, h. 2019). 

Jadi, menurut kalangan yang memperbolehkan melihat film porno bagi pasangan suami-istri pada dasarnya mereka meng-ilhaq-kan dengan melihat sosok yang terpantul dari dalam air atau cermin. Dimana menurut Syihabuddin al-Qalyubi hal ini tidak diharamkan kendatipun menimbulkan syahwat. 

Namun pandangan ini tidak sertamerta bisa diterima begitu saja. Sebab ada pendapat lain yang menyatakan bahwa melihat sesuatu (al-manzhur ilaih) seperti mahram atau selainnya, selain istri, jika menimbulkan syahwat adalah haram. Bahkan keharaman ini menurut Ali asy-Syibramalisi mencakup juga keharaman melihat benda-benda mati (al-jamadat).

أَمَّا النَّظَرُ بِشَهْوَةٍ فَحَرَامٌ قَطْعًا لِكُلِّ مَنْظُورٍ إلَيْهِ مِنْ مَحْرَمٍ وَغَيْرِهِ غَيْرِ زَوْجَتِهِ وَأَمَتِهِ شَرْحُ م ر قَالَ ع ش عُمُومُهُ يَشْمَلُ الْجَمَادَاتِ فَيَحْرُمُ النَّظَرُ إلَيْهَا بِشَهْوَةٍ  --أنظر سليمان البجيرمي، التجريد لنفع العبيد، المكتبة الإسلامية-تركيا، ج، 3، ص. 326

“Adapun melihat sesuatu (al-manzhur ilaih) seperti mahram dan selainnya, selain istri dan budaknya, secara pasti adalah haram (Syarh Muhammad ar-Ramli). (Dalam hal ini) Ali asy-Syibramalisi menyatakan bahwa keumuman keharaman ini meliputi benda-benda mati. Karenanya, haram melihat benda-benda mati dengan disertai syahwat” (Lihat, Sulaiman al-Bujairimi, at-Tajrid li Naf’ al-‘Abid, al-Maktabah al-Islamiyyah-Turkey, tt, juz, 3, h. 326). 

Dengan mengacu kepada pandangan yang kedua, maka menonton film porno bagi suami-istri adalah haram. Sebab, melihat benda mati saja jika disertai dengan syahwat itu hukumnya haram, apalagi melihat film porno. 

Sebenarnya, masih banyak cara-cara lain yang diajarkan Islam untuk menambah gairah seksual pasangan suami-istri. Seperti melakukan cumbu-rayu dan ciuman sebelum melakukan hubungan badan, dan lain-lain. Karenanya, kami lebih cenderung kepada pendapat yang kedua.

Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan. Dan bagi pasangan suami-istri yang mengalami masalah seksual maka sebaiknya bersikaplah saling terbuka. Bicarakan baik-baik dengan pasangan. Dan kalau memang perlu berkonsultasilah kepada ahlinya.

Minggu, 11 September 2016

Kata-kata Lucu Ucapan Selamat Idul Adha 2016

Kata-kata Lucu Ucapan Selamat Idul Adha 2016

UC News 11 Sep. 2016 17:46
Jakarta – Hari raya Idul Adha akan tiba. Moment penting yang tak boleh dilewatkan oleh setiap Muslim ini bisa menjadi ajang yang tepat untuk saling tukar menukar ucapan selamat Idul Adha.



Bagi Anda yang membutuhkan kata-kata ucapan selamat hari raya Iudl Adha yang lucu, maka di sini Anda bisa menemukannya. Berikut ini beberapa contoh sms lucu ucapan hari raya Idul Adha untuk Anda seperti dilansir dari berbagai sumber, Minggu (11/9/2016):

Saat takbir berkumandang, ayam & bebek lari ke kandang. Sapi & kambing menjadi kurban, babi hanya tersenyum malu karena belum masuk Islam… Selamat hari raya Idul Adha 1437 H.

Khusus untuk Anda yang merasa sehat, segar, bugar, tidak cacat, serta tidak berpenyakit.
Anda yang merasa memiliki kategori di atas, silakan segera hubungi kami
Panitia Qurban 1433 H.

Breaking News : Tadi pagi Panitia Qurban kehilangan 1 ekor kambing bandot dengan ciri-ciri bulu kusut dan kusam, sangat bau dan jelek. Berita terakhir diketahui ternyata Kambingnya sedang membaca sms ini.
Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan, diketahui bahwa Anda:
1. Memiliki badan yang sehat
2. Memiliki kuku yang bagus
3. Memiliki gigi yang lengkap dan bagus

Selamat…! Anda lulus dalam seleksi untuk menjadi salah satu dari hewan kurban pada Hari raya Idul Adha 1437 H.
Usahakan seminggu ini agar kamu selalu menjaga kesehatan dan makan yang banyak. Aku nggak mau kalau kamu sampai kurus, tidak bertenaga dan sakit-sakitan.
Tanda sayang dari:
PANITIA QURBAN
Selamat Idul Adha 1437 H.

Selamat…! Anda baru saja terpilih menjadi calon model kami…!
Anda berbadan sehat
Tdak cacat… dan
Cukup umur
Tunggu kedatangan kami…!
PANITIA KURBAN IDUL ADHA 1437 H

(Yayan – harianindo.com)

Kamis, 08 September 2016

POLIGAMI

POLIGAMI ITU SUNNAH

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apakah berpoligami itu mubah di dalam Islam ataukah sunnah ?

Jawaban.
Berpoligami itu hukumnya sunnah bagi yang mampu, karena firmanNya.

“Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilama kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [An-Nisa : 3]

Dan praktek Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu sendiri, dimana beliau mengawini sembilan wanita dan dengan mereka Allah memberikan manfaat besar bagi ummat ini. Yang demikian itu (sembilan istri) adalah khusus bagi beliau, sedang selain beliau dibolehkan berpoligami tidak lebih dari empat istri. Berpoligami itu mengandung banyak maslahat yang sangat besar bagi kaum laki-laki, kaum wanita dan Ummat Islam secara keseluruhan. Sebab, dengan berpoligami dapat dicapai oleh semua pihak, tunduknya pandangan (ghaddul bashar), terpeliharanya kehormatan, keturunan yang banyak, lelaki dapat berbuat banyak untuk kemaslahatan dan kebaikan para istri dan melindungi mereka dari berbagai faktor penyebab keburukan dan penyimpangan.

Tetapi orang yang tidak mampu berpoligami dan takut kalau tidak dapat berlaku adil, maka hendaknya cukup kawin dengan satu istri saja, karena Allah berfirman.

“Artinya : Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja”. [An-Nisa : 3]

Semoga Allah memberi taufiq kepada segenap kaum Muslimin menuju apa yang menjadi kemaslahatn dan kesalamatan bagi mereka di dunia dan akhirat.

[Majalah Al-Balagh, edisi 1028 Fatwa Ibnu Baz]

TAFSIR AYAT POLIGAMI

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Ayat tentang poligami dalam Al-Qur’an berbunyi :

“Artinya : Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” [An-Nisa : 3]

Dan dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” [An-Nisa : 129]

Dalam ayat yang pertama disyaratkan adil tetapi dalam ayat yang kedua ditegaskan bahwa untuk bersikap adail itu tidak mungkin. Apakah ayat yang pertama dinasakh (dihapus hukumnya) oleh ayat yang kedua yang berarti tidak boleh menikah kecuali hanya satu saja, sebab sikap adil tidak mungkin diwujudkan ?

Jawaban.
Dalam dua ayat tersebut tidak ada pertentangan dan ayat yang pertama tidak dinasakh oleh ayat yang kedua, akan tetapi yang dituntut dari sikap adil adalah adil di dalam membagi giliran dan nafkah. Adapun sikap adil dalam kasih sayang dan kecenderungan hati kepada para istri itu di luar kemampuan manusia, inilah yang dimaksud dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” [An-Nisa : 129]

Oleh sebab itu ada sebuah hadits dari Aisyah Radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membagi giliran di antara para istrinya secara adil, lalu mengadu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam do’a:

“Artinya : Ya Allah inilah pembagian giliran yang mampu aku penuhi dan janganlah Engkau mencela apa yang tidak mampu aku lakukan” [Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim]

[Fatawa Mar’ah. 2/62]

[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini dkk, Penerbit Darul Haq]

BENARKAN KISAH ‘UMAR PERNAH DIMARAHI ISTERINYA?

Benarkah Kisah Umar Pernah Dimarahi Isterinya?
BENARKAN KISAH ‘UMAR PERNAH DIMARAHI ISTERINYA?

Soalan:

Saya pernah mendengar satu kisah tentang ‘Umar bin al-Khattab RA juga dimarahi oleh isterinya. Suatu hari seorang lelaki ingin mengadu kepada Sayyidina ‘Umar tentang akhlak buruk isterinya yang sering meninggikan suara memarahinya.  Lalu lelaki tadi pergi ke rumah sayyidina ‘Umar RA untuk mengadu, sampai sahaja di hadapan pintu, beliau mendengar ‘Umar yang juga seorang khalifah ketika itu sedang dimarahi oleh isterinya.  Lalu lelaki itu berkata: "Jika demikian yang berlaku kepada 'Umar yang merupakan Amirul mukminin, maka apa yang berlaku antara aku dan isteriku adalah perkara biasa." Saya ingan kepastian dari ustaz adakah cerita ini benar, sebahagian para isteri menjadikan kisah ini sebagai bukti seorang isteri boleh meninggikan suara terhadap suaminya. Sekian, terima kasih.

Jawapan:

Cerita ini disebut oleh beberapa ulama di dalam kitab mereka, antaranya:

1.    Al-Syeikh Sulaiman bin Muhammad al-Bujairamiy (الشيخ سليمان بن محمد البجيرمي) seorang faqih dalam mazhab al-Syafie di dalam kitab Hasyiah al-Bujairamiy 3/441-442.
2.    Abu al-Laith al-Samarqandiy, seorang faqih mazhab Hanafi di dalam kitabnya Tanbih al-Ghafilin, halaman: 517.
3.    Ibn Hajar al-Haitami di dalam al-Zawajir 2/80.

Ketika menyebut cerita ini, ketiga-tiga mereka tidak mendatangkan sebarang Sanad bahkan mereka menyebutnya dalam bentuk sighah tamridh, iaitulah satu cerita yang dinukilkan dalam bentuk ‘ada orang kata’. Bentuk cerita yang seumpama ini menunjukkan kelemahan dan tidak benarnya cerita tersebut. Apatah lagi kelemahan dan tidak benarnya cerita ini dikuatkan dengan alasan-alasan berikut:

Bersalahan dengan cerita yang lebih masyhur tentang kehebatan sayyidina ‘Umar bin al-Khattab RA, sehingga Ibn ‘Abbas RA pernah berkata:

مَكَثْتُ سَنَةً أُرِيْدُ أَنْ أَسْأَلَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ عَنْ آيَةٍ فَمَا أَسْتَطِيْعُ أَنْ أَسْأَلَهُ هَيْبَةً لَهُ
Mafhumnya: “Daku pernah menetap selama setahun untuk bertanyakan kepada ‘Umar bin al-Khattab tentang satu ayat (dari al-Quran), namun daku tidak mampu bertanyakan beliau tentang ayat tersebut disebabkan aku berasa haibah (rasa takut disebabkan hormat) terhadap beliau.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kata ‘Amr bin Maimun:

شَهِدْتُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمَ طُعِنَ فَمَا مَنَعَنِي أَنْ أَكُونَ فِي الصَّفِّ الْأَوَّلِ إِلَّا هَيْبَتُهُ، وَكَانَ رَجُلًا مَهِيبًا

Mafhumnya: “Daku bersama dengan ‘Umar RA pada hari beliau ditikam, tidaklah  menghalang kami dari berada pada saf yang pertama melainkan disebabkan haibahku terhadapnya. Beliau adalah seorang yang digeruni kerana dihormati oleh orang ramai.” (Hilyah al-Auliya’: 4/151)

Disebabkan kehebatan ‘Umar bin al-Khattab RA ini, Sa’ad bin Abi Waqqas RA berkata:

اسْتَأْذَنَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَعِنْدَهُ نِسْوَةٌ مِنْ قُرَيْشٍ يُكَلِّمْنَهُ وَيَسْتَكْثِرْنَهُ ، عَالِيَةً أَصْوَاتُهُنَّ ، فَلَمَّا اسْتَأْذَنَ عُمَرُ قُمْنَ فَبَادَرْنَ الْحِجَابَ ، فَدَخَلَ عُمَرُ وَرَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَضْحَكُ ، فَقَالَ : أَضْحَكَ اللَّهُ سِنَّكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ! فَقَالَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : ( عَجِبْتُ مِنْ هَؤُلَاءِ اللَّاتِي كُنَّ عِنْدِي ، فَلَمَّا سَمِعْنَ صَوْتَكَ ابْتَدَرْنَ الْحِجَابَ ) قَالَ عُمَرُ ؟ يَا عَدُوَّاتِ أَنْفُسِهِنَّ ! أَتَهَبْنَنِي وَلَا تَهَبْنَ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ؟ فَقُلْنَ : نَعَمْ ؟ أَنْتَ أَفَظُّ وَأَغْلَظُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : ( إِيهٍ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ! وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ

Mafhumnya: “Umar bin al-Khattab RA pernah meminta izin berjumpa dengan Rasulullah SAW, ketika itu bersama dengan baginda beberapa wanita Quraisy sedang berbicara dan suara mereka meneggelamkan suara baginda SAW. Apabila ‘Umar meminta izin untuk masuk,

Jumat, 02 September 2016

AKU ANAK MUSLIM

Puisi anak berjudul Islam terbaru. Pas untuk dibaca dalam acara 
sekolah baik Paud, TK maupun SD. Selamat membaca. 

Aku anak muslim 
Bersaksi dengan dua syahadat 
Asyhadu anla ilaha illallah 
Wa asyhadu anna Muhammadan rosulullah 

Tuhanku satu 
Allah yang Esa 
Ia daya 
Pencipta alam semesta 
Termasuk aku dan kalian semua 
Jangan berbuat dosa 
Ia melihat semua 
Walau setetes tinta 

Rasulku Muhammad 
Pembagi syafaat 
Pada umatnya yang taat 
Dihari kiamat 

Agamaku islam 
Dengan lima rukun islam 
Dan enam rukun iman 
Itulah yang harus kita pegang 
Dengan berdasar alquran 
Dan hadits Nabi Sallalla'alaih wasalam 

Aku anak muslim 
Kita semua muslim 
Dan muslim adalah saudara 
Saudara seiman dan seislam 
Maris bersama tingkatkan taqwa dan iman 
Sebagai bekal di hari pembalasan 

Oleh: Rochmatul Hidayah