DOA LAILATUL QADAR
Diceritakan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasullullah saw. mendengar kisah seorang Bani Israil yang berjuang membela agama Allah selama seribu bulan tanpa henti. Nabi kagum dengan ibadah orang tersebut, lalu berharap demikian bagi umatnya.
Nabi berdoa: ”Ya Tuhanku, Engkau jadikan umatku seringkas-ringkas umat umurnya dan amalnya.”
Kemudian Allah memberikan lailatul qadar, malam di mana ibadah pada waktu ini lebih baik daripada ibadah seribu bulan tanpa lailatul qadar.
Tanggal lailatul qadar masih diperselisihkan di kalangan ulama. Namun menurut pendapat yang sahih, yaitu jatuh pada malam ganjil akhir Ramadhan. Mereka tidak mengkhususkan dalam satu malam tertentu, hal ini dimaksudkan agar umat Islam memaksimalkan ibadahnya secara keseluruhan pada malam-malam tersebut.
Nabi Muhammad saw pernah ditanya tentang tanda-tanda lailatul qadar. Dia menjawab; ”Yaitu malam yang bercahaya terang, suhunya tidak panas juga tidak dingin, tidak ada awan, hujan, angin dan tidak ada bintang jatuh, serta keesokan harinya matahari terbit terang namun tidak ada kilau cahayanya”.
Ramadhan hampir memasuki sepertiga akhir, waktu paling diharap kedatangan lailatul qadar. Untuk itu, marilah kita tingkatkan ibadah kita baik dari segi kualitas dan kuantitas, perbanyak shalat, membaca al-Quran, istighfar, i’tikaf dan berdo’a.
Nabi mengajarkan doa khusus saat menjumpai lailatul qadar, yaitu ”Allahumma innaka ’affuwun tuhibbul ’afwa fa’fu ’annii (Yaa Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau senang memberi ampunan, berilah aku ampunan)”.
Tanpa menghilangkan esensi doa tersebut, ulama menambahkan salah satu nama Allah ”al-Kariim” dan mengubah kata ganti mufrod (tunggal) menjadi jama’ (kolektif), serta menjadikannya berbentuk syair, agar doa tadi dapat dibaca secara jamaah yang dapat menambah keberkahan dan kesemangatan. Doa tersebut yaitu: Allahumma innaka ’affuwun kariim tuhibbul ’affwa fa’fu ’anna Yaa Kariim.
Aduh Gusti, kula nyuwun ngapura. Panjenengan ugi pengeran dzat ingkang mulya. Aduh Gusti, kula nyuwun ngapunten sekatahe dosa kawula enjang lan sonten. Aduh Gusti kula nyuwun ngapura. Ugi dosa tiyang sepah kekalih kula. Menawi sanes yaa Allah engkang ngapunten, ingkang bade paring maghfiroh menika sinten.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar