Senin, 27 Juni 2016

selamat idyllic fitri

SELAMAT IDUL FITRI
1 Syawal 1436 H
Mohon maaf lahir dan bathin
تَقَبَلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ وَكُلُّ عَامٍِ بِخَيْر

Kamis, 23 Juni 2016

ALASAN QUNUT SHALAT WITIR SETELAH 15 RAMADHAN

ALASAN QUNUT SHALAT WITIR SETELAH 15 RAMADHAN

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ

Tentang Qunut di bulan Ramadhan... Kenapa yang disunnahkan membca Qunut pada tgl 15 akhir bulan Ramadlan dalam shalat sunnah Witir...?

Kenapa dari tgl 1 s/d 14 tidak di anjurkan... Monggo shobat fillah berbgi ilmunya...

Fathulwahab bab shalat sunnah :
Disunnah kan berjema'ah dalam salat witir bulan ramadan dan juga di sunnah kan berqunut pada separo kedua bulan ramadan dalam salat witir.

Yang ke 5 qunut disunnahkan pada sholat witir diseparo akhir dari bulan romadlon setelah mengangkat kepala dari rukuk, abu hanifah berpendapat sunnah melakukan qunut sebelum melakukan rukuk pada sholat witir dalam semua tahun,

Imam malik berpendapat qunut setelah rukuk pada sholat witir hukumnya sunnah dibulan romadlon secara keseluruhan, adapun tentang hukum membaca nyaring pada qunut terjadi perbedaan pendapat

551-50 - Hadits 'Umar :
Sunnah adalah apabila bulan Ramadhan sudah dapat separuh maka hendaknya melaknat orang-orang kafir di dalam shalat witir setelah membaca : Sami'allahu Liman Hamidahu.

Kami meriwayatkannya dalam Fawa`id Aby al-Hasan bin Razqawih dari 'Utsman bin al-Simak dari Muhammad bin 'Abdirrahman bin Kamil dari Sa'id bin Hafsh berkata: Kami membaca atas Mi'qal dari al-Zuhry dari 'Abdirrahman bin 'Abdil Qary bahwa pada suatu malam di bulan Ramadhan 'Umar keluar dan dia bersamanya. Lalu 'Umar melihat jama'ah masjid mengerjakan shalat secara terbagi dan terpisah-pisah. Dan dia menyuruh Ubay bin Ka'ab untuk mengomandoi mereka dibulan Ramadhan.

Kemudian 'Umar keluar sementara jama'ah melakukan shalat dg panduan imam mereka, lalu dia berkata: Alangkah baiknya bid'ah ini, dan sesuatu yg mereka tidur meninggalkannya itu lebih utama dari apa yg mereka lakukan (dia maksudkan) di akhir malam, dan mereka melakukan di awal malam. Dan 'Umar berkata: Sunnah adalah apabila bulan Ramadhan dapat separuh maka hendaknya melaknat orang-orang kafir di akhir rakaat shalat witir setelah membaca : Sami'allahu Liman Hamidahu. Lalu berdo'a: Wahai Allah, laknatilah orang-orang kafir. Sanad hadits 'Umar ini Hasan.

Hubungan hadits di atas dg hadits di bawah ini untuk mengetahui rahasia penempatan do'a qunut pada separuh akhir di bulan Ramadhan :

Fasal Ketiga 1293 - dari al-Hasan ra. bahwa 'Umar bin al-Khatthab ra. mengumpulkan jama'ah atas pemandu Ubay bin Ka'ab, lalu dia melakukan shalat bersama mereka selama dua puluh malam, dan dia tidak berdo'a qunut bersama mereka kecuali di separuh akhir yg tersisa.

Kemudian ketika sudah sepuluh hari yg akhir dia mundur lalu shalat di rumahnya. Lantas mereka berkata: Ubay telah kabur. HR. Abu Daud

Redaksi Hadits: "Dan dia tidak berdo'a qunut bersama mereka". Maksudnya dalam shalat witir dan barangkali hal itu teruntuk mendo'akan orang-orang kafir sesuai hadits yg telah lewat dg sanad yg shahih atau hasan dari 'Umar "bahwa sunnah adalah apabila Ramadhan sudah dapat separuh hendaknya melaknat orang-orang kafir dalam shalat witir".

Kemudian wajah hikmah terpilihnya separuh akhir itu sebagai sikap pengharapan dg sirnanya mereka, berpindahnya mereka dari perkemahannya, dan berkurangnya jumlah mereka, sebagaimana terpilihnya separuh akhir dalam setiap bulan untuk melakukan bekam, cantuk dari keluarnya darah karena keluarnya penyakit, dan sirnanya penyakit hama

Qunut dan Witir Ramadhan

Tanggal 15 romadlon masjid atau musholah2 melaksanakan sholat tarawih kemudian sholat witir satu rokaat penutupnya dilengkapi dgn do'a Qunut .. bagaimana penjelasan hukumnya?

Qunut tersebut bukan hal yang wajib, namun Qunut tersebut hukumnya sunnah, Qunut pada shalat witir diriwayatkan dengan hadits shahih pada; Shahih Imam Ibn Khuzaimah hadits No.1095,

Sunan Imam Addaarimiy hadits No.1593, Sunan Imam Baihaqy Alkubra hadits No.4402, Sunan Imam Abu Dawud hadits No.1425, dan diriwayatkan pula bahwa membaca qunut witir adalah sesudah setengah pertama ramadhan, yaitu pada setengah

kedua (mulai malam 15 ramadhan) (Al Mughniy Juz 1 hal 448) tak ada madzhab manapun yang mengharamkan Qunut di subuh, di witir, bahkan hal ini merupakan sunnah dengan hujjah yang jelas, maka bila muncul pendapat yang mengharamkan Qunut maka jelas bukanlah muncul dari ucapan ulama ahlussunnah waljamaah.

Qunut Hukumnya Sunnah Ab'ad bila kita lupa membacanya atau tdk di baca sebagian atau sebaris saja maka kita menggantinya dg Sujud Sahwi di akhir sholat.SAFINAH

Fathulwahab bab shalat sunnah :

.وان الجماعة تنذب فى الوترتقب التراويح جماعة وتقدم فى صفةالصلاةانه يسن فيه القنوت في النصف الثاني من رمضان

Disunnah kan berjema'ah dalam salat witir bulan ramadan dan juga di sunnah kan berqunut pada separo kedua bulan ramadan dalam salat witir.
----------

الوسيط (2/ 213)
الخامس القنوت مستحب في الوتر في النصف الأخير من رمضان بعد رفع الرأس من الركوع وقال أبو حنيفة يقنت قبل الركوع في الوتر جميع السنة وقال مالك بعد الركوع في جميع شهر رمضان وفي الجهر بالقنوت خلاف

Yang ke 5 qunut disunnahkan pada sholat witir diseparo akhir dari bulan romadlon setelah mengangkat kepala dari rukuk, abu hanifah berpendapat sunnah melakukan qunut sebelum melakukan rukuk pada sholat witir dalam semua tahun, imam malik berpendapat qunut setelah rukuk pada sholat witir hukumnya sunnah dibulan romadlon secara keseluruhan, adapun tentang hukum membaca nyaring pada qunut terjadi perbedaan pendapat.

Al Adzkar An Nawawiyah menguraikan sbb :

ويستحبُّ القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث في جميع السنة وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل، واللّه أعلم

Disunnahkan berqunut dalam pandangan kami (Syafi’iyyah) :

(1.) boleh dilakukan pada separuh akhir bulan Ramadhan pada raka’at terakhir dari shalat witir, dan
(2.) ada juga dikalangan kami ( syaafi'iyyah ) suatu pendapat yang memperkenankan berqunut di sepanjang bulan Ramadhan, Dan pendapat yang ketiga
(3) menyatakan bahwa berqunut hendaknya dilakukan pada seluruh shalat sunnah dan (berQunut di semua sholat sunnah ) ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah.

Dan yang bagus (ma’ruf) dari madzhab kami (Syafi’iyyah) adalah yang pertama ( berQunut di pertengahan ramadhan saja di rokaat penutup witir ).

Wallahu A’lam

Rabu, 22 Juni 2016

Nama-Nama Para Pejuang islam adalah Sebagai berikut :

Nama-Nama Para Pejuang islam adalah Sebagai berikut :

1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah s.a.w.
2. Abu Bakar as-Shiddiq r.a.
3. Umar bin al-Khattab r.a.
4. Utsman bin Affan r.a.
5. Ali bin Abu Tholib r.a.
6. Talhah bin ‘Ubaidillah r.a.
7. Bilal bin Rabbah r.a.
8. Hamzah bin Abdul Muttolib r.a.
9. Abdullah bin Jahsyi r.a.
10. Al-Zubair bin al-Awwam r.a.
11. Mus’ab bin Umair bin Hasyim r.a.
12. Abdur Rahman bin ‘Auf r.a.
13. Abdullah bin Mas’ud r.a.
14. Sa’ad bin Abi Waqqas r.a.
15. Abu Kabsyah al-Faris r.a.
16. Anasah al-Habsyi r.a.
17. Zaid bin Harithah al-Kalbi r.a.
18. Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi r.a.
19. Abu Marthad al-Ghanawi r.a.
20. Al-Husain bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
21. ‘Ubaidah bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
22. Al-Tufail bin al-Harith bin Abdul Muttolib r.a.
23. Mistah bin Usasah bin ‘Ubbad bin Abdul Muttolib r.a.
24. Abu Huzaifah bin ‘Utbah bin Rabi’ah r.a.
25. Subaih (maula Abi ‘Asi bin Umaiyyah) r.a.
26. Salim (maula Abu Huzaifah) r.a.
27. Sinan bin Muhsin r.a.
28. ‘Ukasyah bin Muhsin r.a.
29. Sinan bin Abi Sinan r.a.
30. Abu Sinan bin Muhsin r.a.
31. Syuja’ bin Wahab r.a.
32. ‘Utbah bin Wahab r.a.
33. Yazid bin Ruqais r.a.
34. Muhriz bin Nadhlah r.a.
35. Rabi’ah bin Aksam r.a.
36. Thaqfu bin Amir r.a.
37. Malik bin Amir r.a.
38. Mudlij bin Amir r.a.
39. Abu Makhsyi Suwaid bin Makhsyi al-To’i r.a.
40. ‘Utbah bin Ghazwan r.a.
41. Khabbab (maula ‘Utbah bin Ghazwan) r.a.
42. Hathib bin Abi Balta’ah al-Lakhmi r.a.
43. Sa’ad al-Kalbi (maula Hathib) r.a.
44. Suwaibit bin Sa’ad bin Harmalah r.a.
45. Umair bin Abi Waqqas r.a.
46. Al-Miqdad bin ‘Amru r.a.
47. Mas’ud bin Rabi’ah r.a.
48. Zus Syimalain Amru bin Amru r.a.
49. Khabbab bin al-Arat al-Tamimi r.a.
50. Amir bin Fuhairah r.a.
51. Suhaib bin Sinan r.a.
52. Abu Salamah bin Abdul Asad r.a.
53. Syammas bin Uthman r.a.
54. Al-Arqam bin Abi al-Arqam r.a.
55. Ammar bin Yasir r.a.
56. Mu’attib bin ‘Auf al-Khuza’i r.a.
57. Zaid bin al-Khattab r.a.
58. Amru bin Suraqah r.a.
59. Abdullah bin Suraqah r.a.
60. Sa’id bin Zaid bin Amru r.a.
61. Mihja bin Akk (maula Umar bin al-Khattab) r.a.
62. Waqid bin Abdullah al-Tamimi r.a.
63. Khauli bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
64. Malik bin Abi Khauli al-Ijli r.a.
65. Amir bin Rabi’ah r.a.
66. Amir bin al-Bukair r.a.
67. Aqil bin al-Bukair r.a.
68. Khalid bin al-Bukair r.a.
69. Iyas bin al-Bukair r.a.
70. Uthman bin Maz’un r.a.
71. Qudamah bin Maz’un r.a.
72. Abdullah bin Maz’un r.a.
73. Al-Saib bin Uthman bin Maz’un r.a.
74. Ma’mar bin al-Harith r.a.
75. Khunais bin Huzafah r.a.
76. Abu Sabrah bin Abi Ruhm r.a.
77. Abdullah bin Makhramah r.a.
78. Abdullah bin Suhail bin Amru r.a.
79. Wahab bin Sa’ad bin Abi Sarah r.a.
80. Hatib bin Amru r.a.
81. Umair bin Auf r.a.
82. Sa’ad bin Khaulah r.a.
83. Abu Ubaidah Amir al-Jarah r.a.
84. Amru bin al-Harith r.a.
85. Suhail bin Wahab bin Rabi’ah r.a.
86. Safwan bin Wahab r.a.
87. Amru bin Abi Sarah bin Rabi’ah r.a.
88. Sa’ad bin Muaz r.a.
89. Amru bin Muaz r.a.
90. Al-Harith bin Aus r.a.
91. Al-Harith bin Anas r.a.
92. Sa’ad bin Zaid bin Malik r.a.
93. Salamah bin Salamah bin Waqsyi r.a.
94. ‘Ubbad bin Waqsyi r.a.
95. Salamah bin Thabit bin Waqsyi r.a.
96. Rafi’ bin Yazid bin Kurz r.a.
97. Al-Harith bin Khazamah bin ‘Adi r.a.
98. Muhammad bin Maslamah al-Khazraj r.a.
99. Salamah bin Aslam bin Harisy r.a.
100. Abul Haitham bin al-Tayyihan r.a.
101. ‘Ubaid bin Tayyihan r.a.
102. Abdullah bin Sahl r.a.
103. Qatadah bin Nu’man bin Zaid r.a.
104. Ubaid bin Aus r.a.
105. Nasr bin al-Harith bin ‘Abd r.a.
106. Mu’attib bin ‘Ubaid r.a.
107. Abdullah bin Tariq al-Ba’lawi r.a.
108. Mas’ud bin Sa’ad r.a.
109. Abu Absi Jabr bin Amru r.a.
110. Abu Burdah Hani’ bin Niyyar al-Ba’lawi r.a.
111. Asim bin Thabit bin Abi al-Aqlah r.a.
112. Mu’attib bin Qusyair bin Mulail r.a.
113. Abu Mulail bin al-Az’ar bin Zaid r.a.
114. Umair bin Mab’ad bin al-Az’ar r.a.
115. Sahl bin Hunaif bin Wahib r.a.
116. Abu Lubabah Basyir bin Abdul Munzir r.a.
117. Mubasyir bin Abdul Munzir r.a.
118. Rifa’ah bin Abdul Munzir r.a.
119. Sa’ad bin ‘Ubaid bin al-Nu’man r.a.
120. ‘Uwaim bin Sa’dah bin ‘Aisy r.a.
121. Rafi’ bin Anjadah r.a.
122. ‘Ubaidah bin Abi ‘Ubaid r.a.
123. Tha’labah bin Hatib r.a.
124. Unais bin Qatadah bin Rabi’ah r.a.
125. Ma’ni bin Adi al-Ba’lawi r.a.
126. Thabit bin Akhram al-Ba’lawi r.a.
127. Zaid bin Aslam bin Tha’labah al-Ba’lawi r.a.
128. Rib’ie bin Rafi’ al-Ba’lawi r.a.
129. Asim bin Adi al-Ba’lawi r.a.
130. Jubr bin ‘Atik r.a.
131. Malik bin Numailah al-Muzani r.a.
132. Al-Nu’man bin ‘Asr al-Ba’lawi r.a.
133. Abdullah bin Jubair r.a.
134. Asim bin Qais bin Thabit r.a.
135. Abu Dhayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
136. Abu Hayyah bin Thabit bin al-Nu’man r.a.
137. Salim bin Amir bin Thabit r.a.
138. Al-Harith bin al-Nu’man bin Umayyah r.a.
139. Khawwat bin Jubair bin al-Nu’man r.a.
140. Al-Munzir bin Muhammad bin ‘Uqbah r.a.
141. Abu ‘Uqail bin Abdullah bin Tha’labah r.a.
142. Sa’ad bin Khaithamah r.a.
143. Munzir bin Qudamah bin Arfajah r.a.
144. Tamim (maula Sa’ad bin Khaithamah) r.a.
145. Al-Harith bin Arfajah r.a.
146. Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair r.a.
147. Sa’ad bin al-Rabi’ bin Amru r.a.
148. Abdullah bin Rawahah r.a.
149. Khallad bin Suwaid bin Tha’labah r.a.
150. Basyir bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
151. Sima’ bin Sa’ad bin Tha’labah r.a.
152. Subai bin Qais bin ‘Isyah r.a.
153. ‘Ubbad bin Qais bin ‘Isyah r.a.
154. Abdullah bin Abbas r.a.
155. Yazid bin al-Harith bin Qais r.a.
156. Khubaib bin Isaf bin ‘Atabah r.a.
157. Abdullah bin Zaid bin Tha’labah r.a.
158. Huraith bin Zaid bin Tha’labah r.a.
159. Sufyan bin Bisyr bin Amru r.a.
160. Tamim bin Ya’ar bin Qais r.a.
161. Abdullah bin Umair r.a.
162. Zaid bin al-Marini bin Qais r.a.
163. Abdullah bin ‘Urfutah r.a.
164. Abdullah bin Rabi’ bin Qais r.a.
165. Abdullah bin Abdullah bin Ubai r.a.
166. Aus bin Khauli bin Abdullah r.a.
167. Zaid bin Wadi’ah bin Amru r.a.
168. ‘Uqbah bin Wahab bin Kaladah r.a.
169. Rifa’ah bin Amru bin Amru bin Zaid r.a.
170. Amir bin Salamah r.a.
171. Abu Khamishah Ma’bad bin Ubbad r.a.
172. Amir bin al-Bukair r.a.
173. Naufal bin Abdullah bin Nadhlah r.a.
174. ‘Utban bin Malik bin Amru bin al-Ajlan r.a.
175. ‘Ubadah bin al-Somit r.a.
176. Aus bin al-Somit r.a.
177. Al-Nu’man bin Malik bin Tha’labah r.a.
178. Thabit bin Huzal bin Amru bin Qarbus r.a.
179. Malik bin Dukhsyum bin Mirdhakhah r.a.
180. Al-Rabi’ bin Iyas bin Amru bin Ghanam r.a.
181. Waraqah bin Iyas bin Ghanam r.a.
182. Amru bin Iyas r.a.
183. Al-Mujazzar bin Ziyad bin Amru r.a.
184. ‘Ubadah bin al-Khasykhasy r.a.
185. Nahhab bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
186. Abdullah bin Tha’labah bin Khazamah r.a.
187. Utbah bin Rabi’ah bin Khalid r.a.
188. Abu Dujanah Sima’ bin Kharasyah r.a.
189. Al-Munzir bin Amru bin Khunais r.a.
190. Abu Usaid bin Malik bin Rabi’ah r.a.
191. Malik bin Mas’ud bin al-Badan r.a.
192. Abu Rabbihi bin Haqqi bin Aus r.a.
193. Ka’ab bin Humar al-Juhani r.a.
194. Dhamrah bin Amru r.a.
195. Ziyad bin Amru r.a.
196. Basbas bin Amru r.a.
197. Abdullah bin Amir al-Ba’lawi r.a.
198. Khirasy bin al-Shimmah bin Amru r.a.
199. Al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jamuh r.a.
200. Umair bin al-Humam bin al-Jamuh r.a.
201. Tamim (maula Khirasy bin al-Shimmah) r.a.
202. Abdullah bin Amru bin Haram r.a.
203. Muaz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
204. Mu’awwiz bin Amru bin al-Jamuh r.a.
205. Khallad bin Amru bin al-Jamuh r.a.
206. ‘Uqbah bin Amir bin Nabi bin Zaid r.a.
207. Hubaib bin Aswad r.a.
208. Thabit bin al-Jiz’i r.a.
209. Umair bin al-Harith bin Labdah r.a.
210. Basyir bin al-Barra’ bin Ma’mur r.a.
211. Al-Tufail bin al-Nu’man bin Khansa’ r.a.
212. Sinan bin Saifi bin Sakhr bin Khansa’ r.a.
213. Abdullah bin al-Jaddi bin Qais r.a.
214. Atabah bin Abdullah bin Sakhr r.a.
215. Jabbar bin Umaiyah bin Sakhr r.a.
216. Kharijah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
217. Abdullah bin Humayyir al-Asyja’i r.a.
218. Yazid bin al-Munzir bin Sahr r.a.
219. Ma’qil bin al-Munzir bin Sahr r.a.
220. Abdullah bin al-Nu’man bin Baldumah r.a.
221. Al-Dhahlak bin Harithah bin Zaid r.a.
222. Sawad bin Razni bin Zaid r.a.
223. Ma’bad bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
224. Abdullah bin Qais bin Sakhr bin Haram r.a.
225. Abdullah bin Abdi Manaf r.a.
226. Jabir bin Abdullah bin Riab r.a.
227. Khulaidah bin Qais bin al-Nu’man r.a.
228. An-Nu’man bin Yasar r.a.
229. Abu al-Munzir Yazid bin Amir r.a.
230. Qutbah bin Amir bin Hadidah r.a.
231. Sulaim bin Amru bin Hadidah r.a.
232. Antarah (maula Qutbah bin Amir) r.a.
233. Abbas bin Amir bin Adi r.a.
234. Abul Yasar Ka’ab bin Amru bin Abbad r.a.
235. Sahl bin Qais bin Abi Ka’ab bin al-Qais r.a.
236. Amru bin Talqi bin Zaid bin Umaiyah r.a.
237. Muaz bin Jabal bin Amru bin Aus r.a.
238. Qais bin Mihshan bin Khalid r.a.
239. Abu Khalid al-Harith bin Qais bin Khalid r.a.
240. Jubair bin Iyas bin Khalid r.a.
241. Abu Ubadah Sa’ad bin Uthman r.a.
242. ‘Uqbah bin Uthman bin Khaladah r.a.
243. Ubadah bin Qais bin Amir bin Khalid r.a.
244. As’ad bin Yazid bin al-Fakih r.a.
245. Al-Fakih bin Bisyr r.a.
246. Zakwan bin Abdu Qais bin Khaladah r.a.
247. Muaz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
248. Aiz bin Ma’ish bin Qais bin Khaladah r.a.
249. Mas’ud bin Qais bin Khaladah r.a.
250. Rifa’ah bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
251. Khallad bin Rafi’ bin al-Ajalan r.a.
252. Ubaid bin Yazid bin Amir bin al-Ajalan r.a.
253. Ziyad bin Lubaid bin Tha’labah r.a.
254. Khalid bin Qais bin al-Ajalan r.a.
255. Rujailah bin Tha’labah bin Khalid r.a.
256. Atiyyah bin Nuwairah bin Amir r.a.
257. Khalifah bin Adi bin Amru r.a.
258. Rafi’ bin al-Mu’alla bin Luzan r.a.
259. Abu Ayyub bin Khalid al-Ansari r.a.
260. Thabit bin Khalid bin al-Nu’man r.a.
261. ‘Umarah bin Hazmi bin Zaid r.a.
262. Suraqah bin Ka’ab bin Abdul Uzza r.a.
263. Suhail bin Rafi’ bin Abi Amru r.a.
264. Adi bin Abi al-Zaghba’ al-Juhani r.a.
265. Mas’ud bin Aus bin Zaid r.a.
266. Abu Khuzaimah bin Aus bin Zaid r.a.
267. Rafi’ bin al-Harith bin Sawad bin Zaid r.a.
268. Auf bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
269. Mu’awwaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
270. Muaz bin al-Harith bin Rifa’ah r.a.
271. An-Nu’man bin Amru bin Rifa’ah r.a.
272. Abdullah bin Qais bin Khalid r.a.
273. Wadi’ah bin Amru al-Juhani r.a.
274. Ishmah al-Asyja’i r.a.
275. Thabit bin Amru bin Zaid bin Adi r.a.
276. Sahl bin ‘Atik bin al-Nu’man r.a.
277. Tha’labah bin Amru bin Mihshan r.a.
278. Al-Harith bin al-Shimmah bin Amru r.a.
279. Ubai bin Ka’ab bin Qais r.a.
280. Anas bin Muaz bin Anas bin Qais r.a.
281. Aus bin Thabit bin al-Munzir bin Haram r.a.
282. Abu Syeikh bin Ubai bin Thabit r.a.
283. Abu Tolhah bin Zaid bin Sahl r.a.
284. Abu Syeikh Ubai bin Thabit r.a.
285. Harithah bin Suraqah bin al-Harith r.a.
286. Amru bin Tha’labah bin Wahb bin Adi r.a.
287. Salit bin Qais bin Amru bin ‘Atik r.a.
288. Abu Salit bin Usairah bin Amru r.a.
289. Thabit bin Khansa’ bin Amru bin Malik r.a.
290. Amir bin Umaiyyah bin Zaid r.a.
291. Muhriz bin Amir bin Malik r.a.
292. Sawad bin Ghaziyyah r.a.
293. Abu Zaid Qais bin Sakan r.a.
294. Abul A’war bin al-Harith bin Zalim r.a.
295. Sulaim bin Milhan r.a.
296. Haram bin Milhan r.a.
297. Qais bin Abi Sha’sha’ah r.a.
298. Abdullah bin Ka’ab bin Amru r.a.
299. ‘Ishmah al-Asadi r.a.
300. Abu Daud Umair bin Amir bin Malik r.a.
301. Suraqah bin Amru bin ‘Atiyyah r.a.
302. Qais bin Mukhallad bin Tha’labah r.a.
303. Al-Nu’man bin Abdi Amru bin Mas’ud r.a.
304. Al-Dhahhak bin Abdi Amru r.a.
305. Sulaim bin al-Harith bin Tha’labah r.a.
306. Jabir bin Khalid bin Mas’ud r.a.
307. Sa’ad bin Suhail bin Abdul Asyhal r.a.
308. Ka’ab bin Zaid bin Qais r.a.
309. Bujir bin Abi Bujir al-Abbasi r.a.
310. ‘Itban bin Malik bin Amru al-Ajalan r.a.
311. ‘Ismah bin al-Hushain bin Wabarah r.a.
312. Hilal bin al-Mu’alla al-Khazraj r.a.
313. Oleh bin Syuqrat r.a. (khadam Nabi s.a.w.)

Ya Allah, himpunkanlah kami bersama mereka di akhirat kelak. Aameen.

DOA LAILATUL QADAR

DOA LAILATUL QADAR

Diceritakan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasullullah saw. mendengar kisah seorang Bani Israil yang berjuang membela agama Allah selama seribu bulan tanpa henti. Nabi kagum dengan ibadah orang tersebut, lalu berharap demikian bagi umatnya.

Nabi berdoa: ”Ya Tuhanku, Engkau jadikan umatku seringkas-ringkas umat umurnya dan amalnya.”

Kemudian Allah memberikan lailatul qadar, malam di mana ibadah pada waktu ini lebih baik daripada ibadah seribu bulan tanpa lailatul qadar.

Tanggal lailatul qadar masih diperselisihkan di kalangan ulama. Namun menurut pendapat yang sahih, yaitu jatuh pada malam ganjil akhir Ramadhan. Mereka tidak mengkhususkan dalam satu malam tertentu, hal ini dimaksudkan agar umat Islam memaksimalkan ibadahnya secara keseluruhan pada malam-malam tersebut.

Nabi Muhammad saw pernah ditanya tentang tanda-tanda lailatul qadar. Dia menjawab; ”Yaitu malam yang bercahaya terang, suhunya tidak panas juga tidak dingin, tidak ada awan, hujan, angin dan tidak ada bintang jatuh, serta keesokan harinya matahari terbit terang namun tidak ada kilau cahayanya”.

Ramadhan hampir memasuki sepertiga akhir, waktu paling diharap kedatangan lailatul qadar. Untuk itu, marilah kita tingkatkan ibadah kita baik dari segi kualitas dan kuantitas, perbanyak shalat, membaca al-Quran, istighfar, i’tikaf dan berdo’a.

Nabi mengajarkan doa khusus saat menjumpai lailatul qadar, yaitu ”Allahumma innaka ’affuwun tuhibbul ’afwa fa’fu ’annii (Yaa Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau senang memberi ampunan, berilah aku ampunan)”.

Tanpa menghilangkan esensi doa tersebut, ulama menambahkan salah satu nama Allah ”al-Kariim” dan mengubah kata ganti mufrod (tunggal) menjadi jama’ (kolektif), serta menjadikannya berbentuk syair, agar doa tadi dapat dibaca secara jamaah yang dapat menambah keberkahan dan kesemangatan. Doa tersebut yaitu: Allahumma innaka ’affuwun kariim tuhibbul ’affwa fa’fu ’anna Yaa Kariim.

Aduh Gusti, kula nyuwun ngapura. Panjenengan ugi pengeran dzat ingkang mulya. Aduh Gusti, kula nyuwun ngapunten sekatahe dosa kawula enjang lan sonten. Aduh Gusti kula nyuwun ngapura. Ugi dosa tiyang sepah kekalih kula. Menawi sanes yaa Allah engkang ngapunten, ingkang bade paring maghfiroh menika sinten.[]

Minggu, 19 Juni 2016

SANTRI SOAN MEMINTA RESTU MAU BUAT PONDOK

Ada seorang yang sowan ke almukarram Syaikh Maimun Zubair sarang ,minta restu mau buat pondok(saya kurang tau persis apakah alumni atau bukan).
Dan saat itu beliau syaikhina ghodzob dan dngan suara yang lantang beliau dawuh
والله العظيم الفوندوك ليس وسيلة الى الجنة،وإنما الوسيلة هى التعليم.
"Demi allah dzat yg maha agung,pondok bukan wasilah ke surga,yang menjadi wasilah adalah ngajinya..
Beliau meneruskan dawuh:
"Pondok iku donyo akeh kyai seng gak faham,mergo pondok iki nek kyaine mati,anake podo rebutan,iki ndudohno ne pondok iki ndunyo.
Akidahku lan mbah mbahku kabeh ora podo ngarepno pondok,
Aku mulang ihya' lan ngaji liane neng atine ora ono sekelumit blas pengen due pondok.

(Pondok itu termasuk bagian dari dunia,banyak kyai yang gak faham,
Karna pondok itu kalau kyainya meninggal,anak anaknya saling berebut,itu menunjukan kalau pondok itu bagian dari dunia.akidahku dan kakek kakekku semuanya tidak menginginkan pondok,
Saya mengajar kitab ihya' ulumuddin dan kitab lainya,dihati tidak ada sekelumit pun ingin punya pondok.)

Beliau syaikhina akhirnya mewanti wanti:
"Pokoke seng kudu mok cekeli koe kudu ngaji lan mulang kitab salaf ,
Donyo orabakal kiamat ne wong iseh podo ngaji"
( pokoknya yang harus dipegang erat,kamu harus ngaji dan mengajar kitab salaf.
Dunia tidak akan kiamat selama orang masih mau mengaji)

SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN SELALU KESEHATAN DAN DAN PERLINDUNGANYA SELALU.
dan semoga kita semua mendapatkan barokah dari ilmu dan keistiqomahan beliau.
Amiin....

PENCINTA KOPI

Copas:

"KABAR GEMBIRA BAGI PENCINTA KOPI, DAN BAGI YANG TIDAK SUKA JANGAN BERLEBIHAN DALAM MENGINGKARINYA, SEBAB BAU KOPI MENARIK MALAIKAT UNTUK MEMINTAKAN AMPUNAN BAGI PEMINUM KOPI SERTA TEMPAT YANG BERBAU KOPI TIDAK DISUKAI PARA JIN"

Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi Saw.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara.”

Nabi Muhammad Saw. kemudian bersabda: “Aku akan memberimu 3 hadits ;

1. Selama bau biji kopi ini masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untukmu.

2. Barangsiapa yang menyimpan tasbih untuk digunakan berdzikir maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang banyak berdzikir, baik ia gunakan tasbihnya atau tidak.

3. Barangsiapa yang duduk bersama waliyullah yang hidup atau yang sudah wafat maka pahalanya sama saja dengan ia menyembah Allah di seluruh penjuru bumi.”

Al-Habib Abubakar bin Abdullah al-Atthas berkata: “Sesungguhnya tempat yang ditinggalkan dalam keadaan sepi atau kosong maka jin akan menempatinya. Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk membuat hidangan kopi maka para jin takkan bisa menempati dan mendekatinya.”

(Lihat dalam kitab Tadzir an-Nas halaman 177 dan at-Tadzkir al-Mushthafa li Aulad al-Musthafa wa Ghairahum min Man Ijtbahu Allahu Washthafa karya al-Habib Abubakar al-Atthas bin Abdullah bin Alwi bin Zain al-Habsyi halaman 117)

tentang al-Qur'an

Berbeda dengan penanya lainnya, seorang pria Barat ini bisa membaca Al Quran dan mengaku menemukan 20 kesalahan Al Quran dalam tata bahasa Arab.

“Dr Zakir, engkau mengatakan bahwa tidak ada kesalahan apa pun dalam Al Quran. Aku melihat ada lebih dari 20 kesalahan tata bahasa Arab dalam Al Quran. Aku akan memberitahukanmu sebagiannya. Pertama, 

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ

Ayat dalam Surat Al Hajj ayat 22 itu, mana yang benar? shabi’in atau shabi’un?

Yang kedua, surat Thaha ayat 63.

إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ

Ini kesalahan, yang benar

إِنْ هَذَيْنِ لَسَاحِرَانِ

Dapatkah kau menjelaskan itu? Dan ada lebih banyak kesalahan lagi
Jawaban Dr Zakir Naik

“Saudara ini bertanya dengan sangat bagus. Sebenarnya aku mempersilakan jika dia menyebutkan 20 argumennya. Dan buku itu adalah bukunya Abdul Fadi berjudul Is the Quran Infallible. Benar?”

“Ya,” jawab pria tersebut. Ia memang membawa dan merujuk sebuah buku saat bertanya.

“Alhamdulillah penglihatanku bagus,” lanjut Dr Zakir Naik disambut tawa ratusan audien. “Aku akan menjawab kedua puluh tuduhan itu karena aku telah membaca bukunya. Aku akan menjawab 20 tuduhannya, insya Allah”

“Poin no 1, saudaraku. Bahwa semua tata bahasa Arab berasal dari Al Quran. Quran adalah buku bahasa Arab tingkat tertinggi, buku yang mempunyai tingkat literatur tertinggi. Semua tata bahasa Arab diambil dari Al Quran. Quran adalah buku sumber tata bahasa Arab. Karena Quran adalah buku sumber tata bahasa Arab dan semua tata bahasa Arab diambil dari Quran, maka Quran tak mungkin memiliki kesalahan tata bahasa. Itu yang pertama,” terang Dr Zakir Naik disambut terpuk tangan audien.

“Poin kedua. Ini bagaikan kau mengambil sebuah penggaris, dan penggarisnya sebagai pengukur, kau tak bisa mengatakan pengukurnya salah. Ini terdengar tidak logis.”

Lalu Dr Zakir Naik menerangkan perkembangan bahasa Arab di berbagai suku Arab. Bahwa di sejumlah suku, tata bahasanya berubah-ubah. Sedangkan standar tata bahasa Arab adalah Quran. Sehingga tidak bisa dibalik Al Quran diukur dengan tata bahasa yang berubah-ubah itu.

Dr Zakir Naik juga menerangkan sisi keindahan bahasa Al Quran yang diakui oleh seluruh pakar bahasa Arab sebagai yang terbaik. 

maqolah imam syafi 8

قال الشافعي رحمه الله: الخير في خمسة: غنى النفس، وكف الأذى، وكسب الحلال، والتقوى، والثقة بالله.

maqolah imam syafi'i 7

قال الإمام الشافعي رحمه الله: فقر العلماء فقر اختيار، وفقر الجهلاء فقر اضطرار.

maqolah imam syafi'i 6

قال الشافعي رحمه الله: لا يطلب أحد هذا العلم بالملك وعز النفس فيفلح، ولكن من طلبه بذل النفس وضيق العيش وخدمة العلماء أفلح

Pidato bahasa arab

Kumpulan Contoh Pidato Bahasa Arab/ by Zaini Maki,S.Pd.I

Senin, 24 Desember 2012

KUMPULAN PIDATO BAHASA ARAB

       Membentuk Generasi Qur’ani

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ اَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْن، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. فقد قال الله تعالى في أية القران الكريم وهو أصدق القائلين، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم (وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ....الْأَيَة) أَمَّا بَعْدُ.

المُحْتَرَمُوْن

سِيَادَةُ رَئِيْسِ الجَلَسَةِ

سيادة لَجْنَةِ التَّحْكِيْم

أَيُّهَا الإِخْوَان الكُرَمَاء....

وَأَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

اوَلا هَيـَّا بِنَـا نَشْكُرُ اللهَ تعـالى الَّذِي قَدْ أَعْطَـانَا جَمِيْعَ نِعَمِهِ حَتَّي نَسْتَطِيْعَ أَنْ نَجْتَمِعَ فِي هَـذَا المَكَـان المُبَـارَك.

ثانيـا نُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلىَ سَيِّدِنَا وَحبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ ص.م. وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أيَها الإخوان في الله : أُقَدِّمُ أَمَـامَكُمْ خُطْبَةً قَصِيْرَةً تَحْتَ المَوْضُوْعِ" تَشْكِيْلُ الْجَيْلِ الْقُرْأَنِيّ "

أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ السُّعَدَاءُ...

نَحْنُ فِي حُزْنٍ وَقَلْقٍ !

هَذِهِ لُغَةٌ مُنَاسِبَةٌ، حِيْنَمَا نَتَأَمَّلُ أَجْيَالَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ هَذَا الْعَصْر. بَعْضُهُمْ يَبْتَعِدُوْنَ عَنْ شَخْصِيَّةٍ كُنَّا نَرْجُوْ وَأَيْضًا اْلمُسْلِمِيْنَ. نَحْنُ نُشَاهِدُ كَثِيْرًا مِنْ وَسَائِلِ الْإِعْلَامِ الْمُخْتَلِفَةِ، فِي التِّلْفَاز، وَالْجَرِيْدَةِ، وَالْمَجَلَّةِ وَإِنْتِرْنِيْت حَتَّى نَنْظُرَ بِأَعْيُنِنَا الشِّجَارَ وَالْخِصَامَ بَيْنَ الطُّلاَّبِ وَاسْتِخْدَامَ الْمُخَدِّرَاتِ غَيْرَ الْمَشْرُوْعِيَّةِ وَالْعَلاَقَةَ غَيْرَ لاَ ئِقَةٍ بَيْنَ الطُّلاَّبِ وَالطَّالِبَاتِ وَماَ أَشْبَهَ ذَلِكَ. عَرَفْتُمْ ذَلِكَ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ؟ إِذَا عَرَفْتُمْ، السُّؤَال: مَاذَا يَجِبُ عَلَيْنَا ؟ الْجَوَابُ : تَشْكِيْلُ الْجَيْلِ الْقُرْأَنِيّ.هَذَا الَّذِيْ يَنْبَغِيْ لَنَا أَنْ نَعْمَلَهُ بِكُلِّ جِدٍّ وَإجْتِهَادٍ مُنْذُ الصِّغَارِ إِلىَ أَجْيَالِنَا. مَنْ يُرَادُ بِالْجَيْلِ الْقُرْأَنِيّ؟ هُوَ الَّذِيْ يَكُوْنُ قَوْلُهُ وَفِعْلُهُ وَمْوِقفُهُ إِسْتِنَادًا إِلَى الْقِيَمِ الْوَارِدَةِ فِي الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ.

أَيُّهَا الإِخْوَان الاَحِبَّاءُ !

فِي هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ سَأُبَيِّنُ لَكُمْ ثَلاَثَ عَلاَمَاتٍ الْمَوْجُوْدَةَ فِي شَخْصِيَّةِ الْجَيْلِ الْقُرْانِيّ. فَطَبْعًا هَذِهِ الْعَلاَمَاتُ الثَّلَاثُ لَا بُدَّ مِنْ وُجُوْدِهَا فِي أَنْفُسِنَا.وَمَا هِيَ؟

أَوَّلاً: دَوَامُ الْقُرْبَةِ مِنَ اللهِ. مَنْ يَشْعُرْ قَرِيْبًا مِنْهُ تَعَالى يُرَاقِبْهُ وَيَجْعُلْهُ خَائِفًا مِنَ الْمُخَالِفَةِ عَنْ سَبِيْلِهِ. هَذِهِ الْعَلاَمَةُ مُهِمَّةٌ جِدًّا فِي حَيَاةِ النَّاسِ بِسَبَبِهَا تُبْعِدُهُمْ عَنِ الْإِسْتِطْرَادِ عَنْ طَرِيْقِهِ وَإِنْ كَانَ مُنْفَرِدًا. وَلِذَا، أَمَرَ اللهُ تَعَالَى الْمُسْلِمِيْن بِالتَّقَرُّبِ إِلَيْهِ. فِي الْحَقِيْقَةِ،الْعِبَادَةُ كُلُّهَا فِي الْإِسْلاَمِ تُرَبِّيْنَا تَرْبِيَةَ التَّقَرُّبِ إِلىَ اللهِ. إِذَا نُرِيْدُ الصَّلاَةَ مَثَلاً لاَ بُدَّ أَنْ نَتَوَضَّأَ أَوَّلًا وَإِنْ لمَ ْيَكُنْ مَعَنَا أَحَدٌ يُرَاقِبُنَا فَإِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ بِأَعْمَالِنَا. وَكَذَلِكَ فِي الصَّوْمِ وَالزَّكَاةِ وَاْلحَجّ. قَدْ بَيَّنَ الْقُرْانُ أَنَّ اللهَ قَرِيْبٌ يَعْلَمُ جَمِيْعَ أَعْمَالِ خَلْقِهِ وَيَدْخُلُ فِيْهَا أَقْوَالُهُمْ السِّرِّيَّةِ.كَقَوْلِهِ تَعَالىَ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. (وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ....الْأَيَة)

بِرَقَابَةِ اللهِ صَارَ الْجَيْلُ الْقُرْاَنِيّ مُتَعَلِّقًا قَلْبُهُ إِلىَ النَّتَائِجِ الْمَجِيْئَةِ مِنْهُ تَعَالَى ، فِي السِّرِّ وَالْعَلاَنِيَةِ، فِي الرَّخَاءِ وَالشِّدَّةِ.

ثَانِيًا: الْقِيَامُ بِحُقُوْقِ النَّاسِ . لاَ بُدَّ مِنْ كَوْنِ الْجَيْلِ الْقُرْاَنِيِّ قَائِمًا بِحُقُوْقِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ خَاصَّةً، يُحْسِنُهُمْ وَيُكْرِمُهُمْ وَيُعَامِلُهُمْ مُعَامَلَةً حَسَنَةً لَايُؤْذِيْهِمْ وَلاَ يُحْقِرُهُمْ وَلاَ يُعَامِلُهُمْ مُعَامَلَةً سَيِّئَةً لِأَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ جَمِيْعَهُمْ إِخْوَةٌ . قَالَ النَّبِيُّ ص.م.: اْلُمْسلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

ثَالِثًا : التَّخَلُّقِ بِالْأَخْلَاقِ الْكَرِيْمَةِ. يَقْتَدِيْ بِهَا الْجَيْلُ القُرْانِيّ شَخْصِيَّةَ نَبِيِّهِ صلى الله عليه وسلم وَتَكُوْنُ بِهَا أُسْوَةُ لِلْمُجْتَمَعِ حَوْلَهُ. وَكَمَا عَرَفْنَا أَيُّهَا الْإِخْوَان! ظَهَرَتْ فِي أَكْثَرِ مُجْتَمَعِنَا هَذَا الْيَوْم أَزْمَةُ وَنُقْصَانُ الْأَخْلَاقِ اْلمَحْمُوْدَةِ وَبِذَلِكَ هُمْ يَشْتَاقُوْنَ إِلَى الْجَيْلِ الَّذِيْ لَهُ أَخْلاَقٌ كَرِيْمَةٌ  لِيُنْجِيَهُمْ وَيُنْقِذَهُمْ مِنْ فَسَادِ حَيَاِتِهْم وَهَلاَكِهَا.

مُنْذُ بِدَايَةِ هَذِهِ الخُطْبَةِ القَصِيْرَةِ إِلَى نِهَايَتِهَا نُلَخِّصُ، لِتَشْكِيْلِ الْجَيْلِ الْقُرْانِيّ فِي أَنْفُسِنَا أَيُّهَا الشَّبَاب لَا بُدَّ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ ثَلاَثَةُ أُمُوْرٍِ : اَوَّلاً : دَوَامُ الْقُرْبَةِ مِنَ اللهِ ، ثَانِيًا : الْقِيَامُ بِحُقُوْقِ النَّاسِ، وَالْأَخِر: التَّخَلُّقُ بِالْأَخْلاَقِ الْكَرِيْمَةِ.

إِكْتَفَيْتُ كَلاَمِيْ فِي هَذِه المُنَاسَبَةِ إِلَى هُنَا أَوَّلاً وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي خَطَأً فَهُوَ مِنْ نَفْسِيْ وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي صَوَابًا فَهُوَ مِنَ اللهِ، لَيْسَ الْفِرَاقُ بِالْفِرَاقِ وَلَكِنَّ الْفِرَاق بِالشَّوْق.

أَخِيْرًا أَقُوْلُ لَكُمْ: وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ و.و.  


 Konsep Islam Tentang Persudaraan

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بسم الله الرحمن الرحيم، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ اَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْن، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.

حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَمِ مُدِيْرُ المَعْهَد نور الهدى

أَيُّهَا الاَسَاتِذَةُ الكِرَامِ !

وَأَيُّهَا الإِخْوَان الاَحِبَّاءُ !

أَوَّلاً، حَمْدًا وَشُكْرًا إِلىَ اللهِ تَعَالَى الَّذِي قَدْ أَعْطَانَا رَحْمَةً وَبَركةً وَهِدَايَةً حَتَّى نَجْتَمِعَ فِي هَذَا المَكَانِ المُبَارَك. وَثَانِيًا، هَيَّا بِنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم الَّذِى قَدْ أَخْرَجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. وَآخِرًا، أَقُوْلُ شُكْرًا كَثِيْرًا إِلىَ رَئِيْسِ الجَلَسَةِ الَّذِى قَدْ أَعْطَانِي وَقْتًا ثَمِيْنًا لِأَخْطُبَ بَيْنَ يَدَيْكُمْ أَجْمَعِيْنَ تَحْتَ المَوْضُوْعِ:
“فِكْرَةُ الإِسْلاَمِ فِى الإِخْوَةِ البَشَرِيَّةِ”

إِخْوَانِي المُسْلِمُوْنَ السُّعَدَاء....

قال الله تعالى فى كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم.. كَانَتْ تَعَالِيْمُ الإِسْلاَمِ العَالَمِيَّةُ مَذْكُوْرَةً فىِ هَذِهِ الاَيَةِ. فَالإِسْلاَمُ يَكْرَهُ التَّفْرِيْقَ فِى الِجنْسِ وَالدَّرَجَةِ وَاللَّوْنِ وَالمَكَانِ. وقال الله تعالى فى القرآن الكريم "وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِى آدَمَ “ وَكَذَلِكَ فَقَدْ أَكَّدَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم عَلَى إِيْجَادِ المَسَاوَاةِ وَالإِتِّحَادِ بَيْنَ النَّاسِ. وَفَضْلاً عَنْ ذَلِكَ فَقَدْ أَكَّدَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ محمد صلى الله عليه وسلم عَلَى تَحْقِيْقِ حُقُوْقِ الجِوَارِ عَلَى الجَارِ الأَخَر بِدُوْنِ النَّظْرِ إِلىَ أَسَاسِ الدِّيْنِ وَالإِعْتِبَارَاتِ الأُخْرَى، بَلْ هُنَاكَ اَحَادِيْثُ أُخْرَى تَحَثُّنَا عَلىَ اَنْ نُعَامِلَ الجَارَ مُعَامَلَةً طَيِّبَةً، وَذَلِكَ يَشْمُلُ الِجَوارُ غَيْرَ الْمُسْلِمِيْنَ.

هَذَا التَّعْلِيْمُ الكَرِيْمُ لَيْسَ أَلْفَاظًا ُتُقَالُ بَلْ عَمَلٌ وَتَطْبِيْقُ يَقِيْنٍ، وَلاَ شَكَّ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم قَدِ اتَّجَرَ مَعَ الْكَافِرِيْنَ المُعَارِضِيْنَ لَهُ فِى مَكَّةَ عَلىَ أَسَاسٍ سِلْمِيِّ.

إخواني المحترمون!

وَكَذَلِكَ كَانَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم يَحْفَظُ المُعَامَلَةَ الشَّخْصِيَّةَ الطَّيِّبَةَ مَعَ اليَهُوْدِيِّ فِى المَدِيْنَةِ المُنَوَّرَةِ وَلَوْ كَاُنوْا يُعَارِضُوْنَ بِعْثَتَهُ الكَرِيْمَةَ. وَقَدْ زَارَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم بُيُوْتَهُمْ وَشَارَكَهُمْ فِى الحُزْنِ وَالفَرَحِ. وَفَوْقَ ذَلِكَ فَقَدْ حَقَّقَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم مُعَامَلَةَ التِّجَارَةِ مَعَ بَعْضِهِمْ. وَنَضْرِبُ لَكُمْ مَثَلاً حِكَايَةً مَشْهُوْرَةً عَنْ سَيِّدِنَا عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَالأَعْمَى العَجُوْز.

فِى يَوْمٍ مِنَ الأَيَّامِ رَأَى سَيِّدُنَا عُمَرُ بْنُ الخَطَّاب رضي الله عنه شَيْخًا أَعْمَى اَمَامَ بَيْتٍ يَتَكَفَّفُ الصَّدَقَةَ فَقَرَعَ عَاتِقَهُ بِلُطْفٍ وَسَأَلَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ أَجَابَ الأَعْمَى اليَهُوْدِيّ الجِزْيَةُ وَالفَقْرُ وَالشُّيْخُوْخَةُ. فَحَمَلَهُ سيدنا عمر بن الخطاب رضي الله عنه إِلَى بَيْتِهِ وَأَعْطَاهُ كُلَّ شَيْئٍ عَلَى قَدْرِ اسْتِطَاعَتِهِ لِسَدِّ حَاجَتِهِ المُسْتَعْجَلَةِ وَفَرَجِهِ وَغَيْرِهِ مِنَ الَّذِيْنَ عَاشُوْا كَعِيْشَتِهِ مِنْ دَفْعِ الجِزْيَةِ وَأَمْرِ أن أجرة محافظتهم وحمايتهم من بيت مال الدولة الإسلامية.

وَبِالإِخْتِصَار، فَالإِسْلاَم يَرَى البَشَرِيَّةَ كَأُخُوَّةٍ عَظِيْمَةٍ. وَتَحْتَ هَذِهِ الأُخُوَّةِ كَانَ جَمِيْعُ النَّاسِ مُتَسَاوِيْنَ وَلَهمْ حَقُّ سَوَاءٍ فِى الإِحْتِرَامِ والإِكْرَام كَمَا أَنَّ لَهُمْ حَقًّا فِى المُعَامَلَةِ الطَّيِّبَةِ وَالفُرْصَةِ المُتَسَاوِيَةِ.

إخواني السُّعَدَاء!

الإِسْلاَمُ يَحْتَرِمُ إِحْتِرَامًا فَائِقَ التَّنَوُّعِ فِى لَوْنِ الجِلْدِ وَاللِّسَانِ وَالنَّسَلِ وَالتَّجْرِبَةِ بَلْ فِى الإِعْتِقَادِ.
وَعَلَى أَسَاسِ الأُخُوَّةِ البَشَرِيَّةِ فَكَانَ جَمِيْعُ النَّاسِ فِى العَالَمِ اَعْضَاءُ الأُمَّةِ الوَاحِدَةِ أي الأُمَّةُ الإِسْلَامِيَّة. وَعَلَى ذَلِكَ كَانَتِ الأُمَّةُ الإِسْلَامِيَّةُ مُرْتَبِطِيْنَ بِرَابِطَةِ الجِنْسِ العَامِّ وَالاَهَمِّيَّةِ العَامَّةِ. وَعَلَى عَكْسِ ذَلِكَ يَكْرَهُ الإِسْلَامُ كُلَّ مُحَاوَلَةِ تَفَرُّقِ هَذِهِ الرَّابِطَةِ إِلَى الفِرَقِ الكَثِيْرَةِ إِمَّا فِى الإِعْتِقَادِ وَإِمَّا فِى الشَّعْبِيَّةِ.

لِضَيْقِ الوَقْتِ فِى إِلْقَاءِ المَسْأَلَةِ المُهِمَّةِ. فَالآن أَخْتَتِمُ خُطْبَتِي رَاجِيًا مِنَ الجَمِيْعِ تَقْوِيَةَ هَذِهِ الأُخُوَّةِ. فَاالعَفْوُ مِنْكُمْ وَآخِرًا أَقُوْلُ لَكُمْ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ و.و.

Yang saya hormati dan semoga Allah muliakan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda,

Dewan guru yang terhormat,

Para saudara-saudaraku yang saya cintai.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Shalawat beriring salam mari kita curah limpahkan ke jungjunan alam Nabi Muhammad saw. yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Mc yang telah memberikan waktunya untuk menyampaikan pidato dihadapan kalian semua dengan judul:”Konsep islam tentang Persaudaraan”

Allah swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ...الأية

Artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan kemudian kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah yaitu orang yang paling bertaqwa”.

Dalam ayat ini disebutkan ajaran-ajaran islam diantara bahwa islam tidak menyukai/benci terhadap adanya diskriminasi jenis kelamin, pangkat, warna kulit dan kedudukan. Dan sungguh telah kami muliakan anak keturunan Nabi Adam, demikianlah Nabi kita Muhammad saw telah menegaskan tentang persamaan dan persatuan diantara manusia. Di samping itu, nabi menegaskan mengenai pentingnya untuk mewujudkan hak-hak tetangga tanpa memandang agama dan faktor-faktor yang lainnya, bahkan ada hadits lain yang menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan tetangga secara baik dan ini mencakup tetangga yang non-muslim.

Ajaran islam ini bukanlah hanya omong kosong belaka, akan tetapi perlu realisasi dan aplikasinya. Tidak diragukan lagi bahwa Nabi berdagang dengan orang-orang kafir yang menentangnya di Mekkah secara baik.

Demikian juga Nabi memelihara pertemanan yang baik dengan orang-orang yahudi di Madinah Al-Munawwarah walaupun mereka menentang akan kerasulannya. Nabi mengunjungi rumah-rumah mereka dan bekerja sama dengan mereka dalam suka dan duka, disamping itu nabi mengadakan transaksi perdagangan dengan sebagian mereka. Kami akan berikan kamu contoh cerita yang terkenal tentang sayyidina umar dan orang tua yang buta.

Pada suatu hari sayyidina umar melihat orang tua yang buta di depan rumahnya sedang mengemis minta-minta kemudian mengetuk pintu dengan pelan-pelan. Beliau bertanya: siapa kamu? Orang tua buta itu menjawab saya orang yahudi yang fakir sudah tua renta, dan saya harus membayar upeti. Kemudian umar membawanya ke rumah dan memberinya segala kebutuhannya untuk dapat memenuhi keperluannya sehari-hari seperti orang lain yang hidup dan membayar upeti kepada baitul mal karena hidup di Negara islam.

Ringkasnya, bahwa islam memandang kemanusian sebagai persaudaraan yang besar. Dibawah persaudaraan ini semua manusia setara dan mempunyai hak yang sama dalam kehormatan dan kemulian sebagaimana hak mereka dalam pergaulan yang baik dan kesempatan yang sama.

Islam menghormati keaneka ragaman warna kulit, bahasa dan ras bahkan dalam keyakinan. Atas dasar persaudaraan maka semua manusia di dunia merupakan satu anggota keluarga yaitu umat islam, oleh karena itu, umat islam diikat oleh ikatan jenis dan kepentingan yang umum. Sebalikanya islam benci terhadap segala usaha dalam mempecah-belahkan suatu ikatan/persatuan menjadi kelompok-kelompok baik dalam keyakinan ataupun golongan.

Karena waktu yang diberikan kepada saya hanya sebentar maka saya tutup pidato saya ini dengan harapan mudah-mudahan kita selalu menjaga persaudaran baik sesama umat islam maupun dengan non-islam. Terakhir, saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. 

Pembasmian Narkotika dan obat-obat terlarang

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ اَشْرَفِ اْلاَنْبِياَءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ إِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ سَيِّدِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أَمَّا بَعْدُ.

فَياَ اَيُّهاَ الْخُطَبَاءُ الْكُرَمَاءُ ،

وَياَإِخْوَانِىْ رَحِمَكُمُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ .

اَوَّلاً هَياَّ نَشْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِاَنَّ بِعِناَيَتِهِ وَبِرَحْمَتِهِ نَسْتَطِيْعُ اْلآنَ اَنْ نَجْتَمِعَ فِى هذاَ الْمَكاَنِ الْمُبَارَكِ. وَلاَ اَنْسَى أَنْ اَشْكُرَ رَئِيْسَ الْجَلَسَةِ عَلَى الْفُرْصَةِ الْمَحْدُوْدَةِ الَّتِىْ اَعْطَانِيْهَا لاُلْقِيَ الْخُطْبَةَ فِى هذِهِ السَّاعَةِ.

اَيُّهَا اْلاِخْوَة

"كاَنَ فِى الْغُرْفَةِ اَلشَّابُّ ، هُوَ يَجْلِسُ فِى زَاويَةِ اْلغُرْفَةِ بِوَجِهٍ شَدِيْدِ كَدَارَةِ اللَّوْنِ، وَعِظَامُ جِسْمِهِ تَمْرُضُ ، وَبَدَنُهُ تَخْفُقُ ، وَذَوْبَةُ اَنْفِهِ تَخْرُجُ ، اَحْيَاناً يَضْحَكُ ، وَاَحْياَناً هُوَ يَبْكِى ، وَيَصِيْح ُوَيَصْرَحُ وَيَتَأَوَّهُ."

أَيُّهَا اْلاِخْوَة ذلِكَ الشَّابُّ الَّذِىْ قَدْ وَقَعَ إِلىَ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ اْلمُحَرَّمَةِ. يَضْحَكُ حِيْنَ يَجِدُ الْمُخَدِّرَةَ ويَبْئَسُ حِيْنَ لاَ يَجِدُهَا.

أيها الاخوة، مِنَ التَّزْيِيْنِ اَنِفًا، أُرِيْدُ أَنْ اُلْقِىَ الْخُطْبَةَ بِالْمَوْضُوْعِ :

"إِسْتِئْصَالُ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَمَّةِ "

كَمَا عَرَفْناَ جَمِيْعاً أَنَّ الشَّبَابَ يَقُوْمُوْنَ بِدَوْرٍ هَامٍّ فِى تَرْقِيَّةِ الشُّعُوْبِ وَتَقَدُّمِهِمْ.  فَهُمْ اَمَلُ اْلاُمَّةِ الَّذِيْنَ سَيُجَاهِدُوْنَ لِمُسْتَقْبَلِ بَلَدِنَااْلبَاهِرِ . فَهُمْ اَيْضًا اَمَلُ ْالاِسْلاَمِ الَّذِيْنَ سَيُضَحُّوْنَ اَنْفُسَهُمْ لِتَطْبِيْقِ تَعَالِيْمِهِ فِى المُسْتَقْبَلِ كَمَا قَالَ النَّبىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ فِى يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ اْلأُمَّةِ وَفِى اَقْدَامِهِمْ حَيَاتَهَا. وَبِهذَا كُنَّا نَعِىْ أَنَّ الشَّبَابَ سَوْفَ يَقُوْمُوْنَ بِدَوْرِ هَامٍّ فِى الْمُسْتَقْبَلِ .

لَكِنْ لَلاَسَفِ كُناَّ نُشَاهِدُ كَثِيْرًا مِنْ اَصْحَابِناَ مِنَ الشَّباَبِ اْلآنَ، يَتَجَاوَزُوْنَ عَنْ اَحْكَامِ دِيْنِ اْلاِسْلاَمِ وَلاَيَهْتَمُّوْنَ بِالتَّرْبِيَّةِ وَالتَّعْلِيْمِ وَيَتَخَلَّقُوْنَ بِاْلاَخْلاَقِ السَّيِّئَةِ . كَمَا شَاهَدْناَ فِى التِّلْفَاذِ ، اَوْ سَمِعْناَ فِى الْمِذْياَعِ ، أَوْ قَرَأْناَ فِىالْجَرِيْدَةِ أَنَّ كَثِيْرًا مِنَ الشَّباَبِ الَّذِيْنَ يَشْرَبُوْنَ الْخَمْرَ وَيَأْكُلُوْنَ الْمُخَدِّرَةَ وَاْلاَفْيُوْنَ وَغَيْرَ ذلِكَ مِنَ اْلاَدْوِيَاتِ اْلمُحَرَّمَةِ . وَكَمَا سَمِعْتُ فِى SCTV أَنَّ حَوَالَىْ ثَلاَثَةَ مِلِيُوْن مِنْ اَصْحَابِناَ مِنْ شَباَبِنَا قَدْ سَقَطُوْا إِلَى سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ. مَا شَاء اللهُ تَبَارَكَ اللهُ. أَيُّهَا اْلاِخْوَة هذَا اْلآنَ ، وَلَكِنْ كَيْفَ فِى السَّنَةِ اْلآتِيَةِ؟ كَيْفَ فِى السَّنَوَاتِ الْقَادِمَةِ؟ كَمْ جُمْلَةُ الشَّبَابِ الَّذِيْنَ سَيَقَعُوْنَ إِلىَ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.

كُناَّ لاَ نَسْتَطِيْعُ أَنْ نَتَفَكَّرَ وَنَتَصَوَّرَ مَاذاَ سَوْفَ يَقَعُ فِى الْمُسْتَقْبَلِ ؟ وَكَيْفَ بَلْدَتُنَا هذِهِ فِى الْمُسْتَقْبَلِ ، إِذاَ كاَنَ جَمِيْعُ أَصْجَابِناَ يُخْدَعُوْنَ بِالْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَات الْمُحَرَّمَةِ ؟

إِذَنْ ، كَيْفَ نُقْبِلُ إِلىَ هذِهِ الْمَسْئَلَةِ ؟ أَيْوَهْ ، أَيُّهَا اْلاِخْوَة. فِىْ هذِهِ فُرْصَةٍ سَعِيْدَةِ ، سَأُقَدِّمُ لَكُمْ ثَلاَثَةَ طُرُقٍ اَوْ اَحْوَالٍ لِتَوْجِيْهِ وَضَرْبِ هذِهِ الْمَسْئَلَةِ.

اْلأَوَّلُ ، يَجُوْزُ إِلَيْناَ أَنْ نَغْرِسَ اْلاِيْمَانَ وَالتَّقْوَى ، خَاصَّةً ، لِكُلِّ اْلاُسْرَةِ. يَجِبُ عَلىَ كُلِّ اْلاُسْرَةِ  وَعَلىَ كُلِّ الْوَالِدِ اَنْ يَغْرِسَ اْلاِيْمَانَ وَالتَّقْوَى عَلَى اَوْلاَدِهِ مُنْذُ صِغاَرِهِمْ . ِلاَنَّ الْوَالِدَ يَلْعَبُ دَوْرًا مُهِمًّا فِىْ تَشْكِيْلِ شَخْصِيَّةِ اَوْلاَدِهِ . كَماَ قاَلَ النَّبىُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَانِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ . ايها الاخوة، بَعْدَ أَنْ نَسْمَعَ الْحَدِيْثَ اَنِفًا، نَفْهَمُ أَنَّ الْوَالِدَ يَجِبُ أَنْ يُؤَدِّبَ وَيُعَلِّمَ اَوْلاَدَهُ بِاْلاِسْلاَمِ بِاْلاِيْمَانِ وَالتَّقْوَى . ِلاَنَّ بِاْلاِيْمَانِ وَالتَّقْوَى اللَّذَانِ غَرَسَا مّنْذُ صِغَارِهِمْ ، فَهُمْ سَيَكُوْنُوْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ الْقَوِيِّيْنَ ِلاِعْتِصَامِ تَعْلِيْمِ اْلاِسْلاَمِ وَسَكُوْنُوْنَ مِمَّنْ لاَيُرَاوَدُوْنَ وَلاَ يُوَسْوَسُوْنَ بِرِوَادِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.

اَلثَّانِىْ ، يَجُوْزُ إِلَيْنَا أَنْ نَتَّحِدَ . ِلاَنَّ بِاْلاِتِّحَادِ سَنَسْتَطِيْعُ أَنْ نَسُدَّ وَنُزْيِلَ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ مِنَ بَلْدَتِنَا هذِهِ. كَمَا قَالَ تَعَالَى : وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّلاَتَفَرَّقُوْا. ايها الاخوة. اَمْرٌ شَعْبٌ وَثَقِيْلٌ سَيَكُوْنُ سَهْلاً وَيَسِيْرًا بِاْلاِتِّحَادِ. إِذاَ يَتَّحِدُ الْمُجْتَمَعُ اَوْ أَهْلُ اْلقَرْيَةِ  وَاْلاُمَرَاءُ وَاْلعُلَمَاءُ وَمُنَظَّماَتُ الشَّبَابِيَةِ كُلُّهُمْ ِلإِزَالَةِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ . فَلاَ يَشْجُعُ مَسِيْلُوْنَ اَوْ بَائِعُوْنَ اَوْ مُدِيْرُوْنَ الْمُخَدِّرَةَ وَاْلاَدْوِيَةَ الْمُحَرَّمَةَ لِدُخُوْلِ بَلْدَتِنَا هذِهِ. هُمْ سَيَفِرُّوْنَ وَيَهْرَبُوْنَ مِنْ بَلْدَتِنَا. وَسَنَكُوْنُ اَمِنِيْنَ مِنْ اَخْطَارِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.

اَلثَّالِثُ ، هَيَّا نُعِيْنُ اَصْحَابَناَ اَوْ جِيْرَانَنَا اَوْ اِخْوَاتَنَا الَّذِيْنَ قَدْ وَقَعُوْا فِىْ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ. كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى . وَكَمَا قَالَ النَّبِىُّ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذلِكَ اَضْعَافُ اْلاِيْمَانِ. بِهذَاالدَّلِيْلِ، ايها الاخوة . نَفْهَمُ وَنُحِسُّ اَنَّنَا يَجِبُ اَنْ نُعِيْنَ اَصْحَابَناَ وَجِيْرَانَناَ وَإِخْوَاتَنَا وَمَنْ حَوَالَيْنَا الَّذِيْنَ وَقَعُوْا فِىْ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ. هَيَّانَدْعُوْهُمْ وَنَنْصَحُهُمْ اَنْ يَرْجِعُوْا إِلىَ طَرِيْقِ دِيْنِ اْلاِسْلاَمِ. هَيَّا نَجْعَلُهُمْ اَنْ يَشْعُرُوْا بِالْوَعْيِ عَلَى أَنَّ السُّرُوْرَ وَالنِّعْمَةَ وَاْلفَرْحَةَ الَّتِىْ يَجِدُوْنَ مِنَ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ اُخْدُوْعَةٌ لاَحَقِيْقِيَّةٌ وَلِسَاعَةٍ وَلَحْظَةٍ فَقَطْ.

ايها الاخوة ، بِثَلاَثَةِ طُرُقٍ الَّتِىْ قَدَّمْتُ اَنِفًا، إِنْ شَاءَ الله ، سَتَأْمَنُ بَلْدَتُنَا هذِهِ مِنْ اَخْطَارِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ الْمُهْلِكَةِ.

ايها الاخوة رَحِمَكُمُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ. اَكْتَفِىْ كَلاَمِىْ فِىْ هذِهِ النَّهَارِ وَاَطْلُبُ مِنْ سُوَيْدَاءِ قُلُوْبِكُمْ الْعَفْوَ. إِذَا وَجَدْتُمْ مِنَ الْخُطْبَةِ أَنِفًا الْخَطَّاتِ . ِلأَنَّ اْلاِنْسَانَ مَحَلُّ الْخَطَاءِ وَالنِّسْيَانِ.

اَيْوَهْ. إِلىَ اللِّقَاءِ فِىْ وَقْتٍ آخَرَ. وَأَخِيْرًا اَقُوْلُ لَكُمْ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ. والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, karena atas berkah rahmat dan inayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada MC yang telah memberikan kepada saya waktu untuk menyampaikan pidato pada kesempatan ini.

Saudaraku yang berbahagia,

Ada seorang pemuda di sebuah kamar dia sedang duduk termenung di pojok kamar dengan wajah pucat, tubuhnya kesakitan dan detak jantungnya berdebar-debar, keluar dari hidungnya darah, terkadang dia ketawa terkadang dia menangis, berteriak kesakitan.

Saudaraku yang berbahagia,

Itulah gambaran seorang pemuda yang terjerumus kedalam obat bius dan obat-obat terlarang, dia ketawa ketika mendapatkan obat bius tersebut dan dia akan menangis ketika tidak mendapatkannya.

Dari ilustrasi diatas maka pada kesempatan ini saya akan menguraikan pidato dengan judul “Pembasmian narkotika dan obat-obat terlarang”

Sebagimana kita ketahui bersama bahwa pemuda mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan dan memajukan suatu bangsa. Mereka adalah harapan ummat yang berjuang untuk Negara demi mencapai masa depan yang cerah. Mereka juga merupakan harapan umat islam yang mengorbankan diri mereka untuk mengaplikasikan ajaran-ajaran islam di masa depan sebagaimana sabda Nabi: “sesungguhnya di tangan pemudalah urusan suatu umat. Jika pemudanya maju maka umatnya pun akan hidup (maju)”. Oleh karena itu kami menganggap bahwa pemuda mempunyai peranan yang penting di masa yang akan datang.

Akan tetapi sangat disayangkan kita banyak menyaksikan teman-teman kita dari para pemuda yang melanggar hukum-hukum islam dan mengabaikan pendidikan, pengajaran dan berakhlak jelek. Sebagaimana kita dapat menyaksikan di televisi, atau mendengar di radio, atau membaca di koran-koran banyak pemuda kita yang mengkonsumsi ekstasi, obat bius ,obat-obat terlarang dan sebagainya. Sebagaimana kita dengar di SCTV sekitar 3 juta pemuda yang terjerumus ke lubang narkotika dan obat-obat terlarang.  

Saudaraku yang berbahagia,

Sekarang, bagaimana dengan tahun yang akan datang? Dan bagaimana dengan tahun-tahun sebelumnya? Berapa jumlah pemuda yang terjatu ke jurang narkotika dan obat-obat terlarang.

Tidak akan pernah terfikir dan terbayang oleh kita, bagaimana masa depan mereka? Dan bagaimana masa depan Negara, apabila seluruh pemudanya terbuai oleh narkotika dan obat-obat terlarang?

Jadi, bagaimana kita menghadapi permasalahan seperti ini ?Ya, baik saudaraku yang berbahagia,

Saya akan menjelaskan kepada kalian 3 cara/metode sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu:

1.      Kita mesti menanamkan keimanan dan ketaqwaan dalam diri kita, terutama terlebih dahulu di dalam lingkungan keluarga, wajib bagi setiap keluarga atau setiap orang tua untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada anak-anak mereka semenjak kecil. Karena orang tua berperan penting dalam membentuk kepribadian anaknya. Sebagaimana sabda nabi saw, :”setiap bayi yang dilahirkan itu dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi, nasrani atau majusi”.  Setelah kita mendengar hadits barusan diatas kita dapat pahami bahwa orangtua wajib mendidik dan mengajarkan anaknya dengan ajaran islam, memberikannya keimanan dan ketaqwaan. Karena dengan keimanan dan ketaqwaan yang tertanam semenjak kecil maka mereka akan menjadi seorang muslim dan mukmin yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam tidak akan tergoda oleh rayuan narkotika dan obat-obat terlarang.

2.      Kita  mesti bersatu. Bahwasanya dengan bersatu kita akan dapat menghindari dan menghapus narkotika dan obat-obat terlarang di Negara kita ini. Sebagaimana firman Allah swt. : “Berpegang teguhlah ke tali agama Allah dan janganlah bercerai-berai”. Sesuatu yang sulit dan berat akan menjadi mudah dan ringan apabila bersatu. Apabila masyarakat, para pemimpin, ulama dan organisasi-organisasi pemuda bersatu dalam membasmi narkotika dan obat-obat terlarang. Maka para pengedar dan para bandar narkotika dan obat-obat terlarang tidak akan berani masuk ke Negara kita ini. Mereka akan lari dan kita akan aman dari bahaya narkotika dan obat-obat terlarang.

3.      Mari kita bantu teman-teman kita, tetangga kita dan saudara-saudara kita yang terjatuh ke jurang narkotika dan obat-obat terlarang. Sebagaimana firman Allah swt, :”Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa”. Dan sebagaimana sabda Nabi:”Barangsiapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka dengan lidahmu, jika tidak mampu maka dengan hatimu, walupun yang demikian itu selemah-lemahnya iman”.

            Dari dalil ini, kita dapat pahami bahwa kita mesti membantu teman-teman kita, saudara-saudara kita yang ada di sekitar kita yang terjerumus ke dalam narkotika dan obat-obat terlarang. Mari kita ajak dan nasehati mereka supaya kembali kepada jalan agama islam. Mari kita jadikan mereka untuk mengaggap bahwa kesenangan dan kenikmatan yang terdapat pada narkotika dan obat-obat terlarang tersebut hanya tipuan belaka dan hanya kesenangan sesaat saja.

Dengan 3 cara diatas tadi insyaallah Negara kita akan aman dari bahaya narkotika dan obat-obat terlarang yang dapat menghancurkan masa depan.

Saudaraku yang berbahagia,

            Mungkin cukup sampai di sini pembahasan pidato pada kesempatan kali ini, minta maaf apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan, karena manusia tidak terlepas dari segala kesalahan, sampai jumpa di lain kesempatan, akhir kata:

اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ. والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ.

  Urgensi Belajar

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَـالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَـا وَالدِّيْنِ وَالصَّـلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ سَـيِّدِ المُرْسَـلِيْنَ مُحَـمٍّد وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . رَبِّ اشْـَرحْ لِي صَـدْرِيْ وَيَسِّرْلِي أَمْـِريْ وَاحْلُلْ عُقْـدَةً مِنْ لِسَـانِي يَفْقَـهُ قَـوْلِي ...أَمَّـا بَعْد : قـال الله تعـالى في كتـابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم ( يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَّلذِيْنَ اُوْتُوا الْعِـلْمَ دَرَجَـاتٍ )

المُحْتَرَمُوْنَ

سِيَـادَةُ رَئِيْسِ الجَلَسَة

سِيَـادَةُ رَئِيْسِ المَدْرَسَة

سِيـَادَةُ الأَسَـاتِذ وَالأَسَـاتِذَة

وَجَمِيْعُ الأَصْحَـابِ الأَحِبَّـاء

أيَها الأحبة في الله:

اوَلا هَيـَّا بِنَـا نَشْكُرُ اللهَ تعـالى الَّذِي قَدْ أَعْطَـانَا جَمِيْعَ نِعَمِهِ وَمِنَنِهِ عَلَيْنَا حَتَّي نَسْتَطِيْعَ أَنْ نَجْتَمِعَ فِي هَـذَا المَكَـان المُبَـارَك.

ثانيـا نُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلىَ سَيِّدِنَا وَحبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ ص.م. وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أيَها الأحبة في الله : أُقَدِّمُ أَمَـامَكُمْ خُطْبَةً قَصِيْرَةً تَحْتَ المَوْضُوْعِ ( أَهَـمِّيَةُ التَّعَـلُّمِ ) كُلُّ هَـذَا لَيْسَ إِلاَّ لِأَمْـرِ أَسـَاتِذَتِنَـا المَحْبُوْبِيْن عَسَى اللهُ أَنْ يُوَفِّقُ مَـا سَأَقُوْل....ـ أمين.

أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : طَلَبُ العِـلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَيْنَا قـال رسول الله صـلى الله عليه وسـلَم ( طَلَبُ العِلْمِ فَـرِيْضَةٌ عَلَى كُـلِّ مُسْلِمٍ ) وَوُجُوْبُ طَلَبِ العِـلْمِ كـَافَّةً لِلرَّجُلِ وَالنِّسَـاءِ , لِلصَّغِيْرِ وَالْكَبِيْرِ حَتَّى قَالَ صـلى الله عليه وسـلَم ( أُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلَى الَّلحْـدِ )

أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : كُنْ عَـالِمًـا وَلَا تَكُنْ جَـاهِلًا لِأَنَّ اللهَ تعـلى فَضَّلَ عِبَـادَهُ العَـالِمَ عَلىَ الجَـاهِلِ ,كَمَـا قال تعـالى فيِ كِتَـابِهِ الكَرِيْمِ (يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَّلذِيْنَ اُوْتُوا الْعِـلْمَ دَرَجَـاتٍ ) وكمـا قـال صـلى الله عليه وسـلَم ( فَضْلُ العَـالِمِ عَلَى العَـابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ ) وَقَـالَ العُلَمَـاءُ الأَخْـَيارُ : ( لَيْسَ المَـْرءُ يُوْلَـدُ عَـالِمًـا # وَلَيْسَ أَخُ العِـلْمِ كَمَنْ هُوَ جـَاهِلٌ )

أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : لَابُدَّ أَنْ نَغْتَنِمَ`أَوْقَاتَنَا بِكَثْرَةِ التَّعَلُّمِ وَتَقْلِيْلُ الَّلعْبِ لِأَنَّ التَّعَلُّمَ وَقْتُ الصِّغَـارِ يُسَهِّلُ لَنَا لِإِقْبَـالِ العِـلْمِ وَقُوَّةٍ فِي الحِفْظِ, قَـال الشَّـاعِرُ ( التَّعَلُّمُ فِي وَقْتِ الصِّغَـارِ كَـالنَّقْشِ عَلَى الحَجَـرِ وَالتَّعَلُّمُ فِي وَقْتِ الكِـبَـارِ كَـالنَّقْشِ عَـلَى المَـاءِ )

أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : وَلَكِنْ لَابُدَّ لَنَـا أَنْ نَتَذَكَّرَ بِأَنَّ العِـلْمَ بِغَيْرِ عَمَلٍ لاَ فَـائِدَةَ لَهَـا , كمـا قـال ( العـِلْمُ بِلاَ عَمَـلٍ كـَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَـرٍ ) لـِذَا، هَـيَّا بِنَـا نَعْمَـلَ بِمَـا عَـلِمْنَا وَنَبْدَأُ مِنْ أَنْفُسِنَا. وَأَهـمُّ شَيْئًا الذي لَانَنْسِيْهِ، هَيَّا بِنَا نَبِرُّ وَالدِيْنَا وَنَحْتَرِمُ أَسَـاتِـذَتِنَا لِأَنَّ ذلك كُـلَّهَـا سَبَبُ النَّجَـاحِ فِي الـدُّنْيَـا والأَخِـرَةِ , كمـا قال تعـالى ( يـَاأَيُّهَـا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا إِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فيِ المَجَـالِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا .)

أيها الأحبة في الله,, إِذَا وَجَـدْتُمْ خَطَأً فِي كَلاَمِي، كُلُّ ذَلِكَ مِنِّي,,, وَإِذَا وَجَدْتُمْ صَوَابًـا فَمِنَ اللهِ...وَأَخِيْرًا هَيَّـا بِنَا نَخْتِمُ هَذَا الكَلاَمَ باِلدُّعَـاء : الَّلهُمَّ اجْعَلْ أَعْمَالَنَا صَالِحَةً، وَاجْعَلْهَا لِوَجْهِكَ خَالِصَةً، وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيْهَا شَيْئًا، يَا رَبِّ العَالَمِيْنَ هَـدَانَا اللهُ وَإِيَّـاكُمْ أَجْمَعِيْن .

والسلام عليكم ورحمة الله وبركـاته .

Yang terhormat:

Pengatur acara (MC),

Para dewan guru,

Teman-temanku yang tercinta,

Para hadirin yang berbahagia

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kepada kita beribu-ribu nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Yang kedua mari kita sampaikan shalawat beserta salam kepada junjungan dan kekasih tercinta yakni Nabi Muhamamad saw, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

Para hadirin yang berbahagia.

Berdirinya saya di depan kalian tiada lain hanya untuk menyampaikan pidato singkat dengan judul: “Pentingnya Menuntut ilmu (belajar)”. Ini adalah tangggung jawab guru-guru kami  untuk menjelaskannya, akan tetapi semoga Allah memberikan taufik-nya kepada saya untuk dapat menjelaskannya.

Saudara-saudaraku yang berbahagia.

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi kita sebagaimana Nabi Muhammad saw. bersabda: ”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Dan kewajiban menututnya itu berlaku kepada semua orang baik laki-laki ataupun perempuan, anak kecil ataupun orang dewasa. Sampai Nabi mengatakan;” tuntutlah ilmu dari semenjak di buaian sampai liang lahat”.

Saudara-saudaraku yang berbahagia.

Jadilah orang yang berilmu dan janganlah menjadi orang yang bodoh karena Allah melebihkan hamba-Nya yang berilmu terhadap hamba-Nya yang bodoh. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:”Niscaya Allah akan meninggikan derajat Orang-orang yang berilmu dan beramal shalih beberapa derajat”. Dan sebagaimana sabda Nabi saw.” Keutamaan orang yang berilmu terhadap orang yang bodoh seperti keutamaan bulan terhadap bintang-bintang di langit”. Para Ulama shaleh mengatakan:”Tidaklah seseorang itu dilahirkan dalam keadaan berilmu # Tidaklah orang yang berilmu itu seperti orang bodoh”.

Saudara-saudaraku yang berbahagia.

Kita mesti menggunakan waktu-waktu kita dengan memperbanyak belajar dan sedikit bermain. Karena belajar di waktu kecil itu akan memudahkan seseorang dalam menerima ilmu dan kuat hafalan. Seorang penyair berkata:”belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, sedangkan belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir diatas air”.

Saudara-saudaraku yang berbahagia.

Akan tetapi kita perlu ingat bahwa ilmu tanpa amal itu tidak bermanfaat. Sebagaimana sabda Nabi saw.”ilmu tanpa amal itu bagaikan pohon tak berbuah”. Oleh karena itu mari kita mengamalkan ilmu yang kita tahu dan mulai dari diri kita sendiri. Dan sesuatu paling penting yang tidak boleh kita lupakan mari kita berbuat baik kepada kedua orang kita dan menghormati guru-guru kita karena hal tersebut merupakan kunci kesuksesan di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah;” apabila dikatakan kepadamu lapangkanlah tempat dudukmu di suatu majlis niscaya Allah akan melapangkanmu, dan apabila dikatakan kepadamu berdirilah kemudian mereka berdiri….”

Saudara-saudaraku yang berbahagia.

Apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan itu semua datangnya dari kebodohan saya, dan apabila ada benarnya maka itu semata-mata datang dari Allah. Terakhir, mari kita tutup pidato ini dengan doa:“ Ya Allah jadikanlah apa yang kami kerjakan itu menjadi amal shaleh, dan semata-mata karena mengharapkan ridho-Nya dan bukan karena sesuatu apapun”.

 Urgensi Bahasa Arab

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ أَفْضَلَ اللُّغَاتِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ السَّادَاتِ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ إِلىَ يَوْمِ المِيْعَادِ.

حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَمِ مُدِيْرُ المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى

أَيُّهَا الاَسَاتِذَةُ الكِرَامِ !

وَأَيُّهَا الطُّلاَّبُ وَالطَّالِبَاتُ الاَحِبَّاءُ !

أَيُّهَا السَّادَةُ قُمْتُ بَيْنَ يَدَيْكُمْ لِأُقَدِّمَ عَلىَ حَضْرَتِكُمْ كَلِمَةً أَوْ كَلِمَتَيْنِ  فِي "أَهَمِّيَةِ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ". قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ أَيُّهَا السَّادَة أُرِيْدُ أَنْ أَتَقَدَّمَ إِلَى حَضْرَتِكُمْ بِبَيْتٍ مِن شِعْرِ أَمِيْرِ الشُّعَرَاءِ أَحْمَد شَوْقِي بِك المَرْحُوْم:

إِنَّ الَّذِي مَلَأَ الُّلغَةَ مُحَاسِنًا جَعَلَ الجَمَال وَسره في الضاد

أَيُّهَا السَّادَةُ كَمَا لَايَخْفَى عَلَيْكُمْ أَنَّ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ هِيَ أَفْصَحُ اللُّغَاتِ وَاَغْنَاهَا وَهِيَ لُغَةُ القُرْاَنِ وَلُغَةُ اللهِ الَّذِي أَنْزَلَ وَحْيَهُ بِهَا. كَمَا قال الله سبحانه وتعالى فِي غَيْرِ قَلِيْلٍ مِنَ الأَيَاتِ البَيِّنَاتِ " قُرْأَنًا عَرَبِيًّا" "بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ" إِلَى أَخِرِهِ. وَلَا يَخْفَى عَلَيْكُمْ أَيْضًا أَنَّ الُّلغَةَ العَرَبِيَّةَ هِيَ مِفْتَاحُ العُلُوْمِ الدِّيْنِيَّةِ وَلَايتسنى لِأَيِّ طَالِبٍ أَن يتجّر في العلوم الدينية بِغَيْرِ إِتْقَانِ الُّلغَةِ العَرَبِيَّةِ فَالُّلغَةُ العَرَبِيَّةُ هِيَ لُغَةُ المُسْلِمِيْن فِي جَمِيْعِ اَنْحَاءِ العَالَمِ.

بِهَذِهِ اللُّغَةِ نَقْرَأُ كِتَابَ اللهِ وَبِهَا أَيْضًا نَتَعَبَّدُ إِلَى اللهِ سبحانه وتعالى. فَيَجِبُ عَلىَ كُلِّ طَالِبٍ أَنْ يَجْتَهِدَ فِي تَعَلُّمِ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ بِكُلِّ جُهْدِهِ وَطَاقَتِهِ لِيَصِلَ إِلَى كُلِّ مَايَتَمَنَّاهُ مِنَ العُلُوْمِ الدِّيْنِيَّةِ.

أَيُّهَا الإِخْوَة! كَانَتِ الُّلغَةُ العَرَبِيَّةُ تَتَّسِعُ لِكُلِّ زَمَانٍ فَفِي اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ كَلِمَاتٍ فِي العُلُوْمِ وَالأَلَاتِ والصِّنَاعَاتِ الحَدِيْثَةِ مِمَّا لَايَحْتَاجُ إِلىَ التَّعْبِيْرِ عَنْهَا بِاللُّغَةِ الأَجْنَبِيَّةِ كَمَا قَالَ شَاعِرُ النَّيْل حَافِظ إِبْرَاهِيم يَوْمَ يَقُوْل عَلىَ لِسَانِ الُّلغَةِ العَرَبِيَّةِ: وَسِعْتُ كِتَابَ اللهِ لَفْظًا وَغَايَةً وَلَمْ أَضِقْ عَنْ أَي بِهِ وَعِظَات. وَكَيْفَ أَضِيْقُ اليَوْمَ عَنْ وَصْفِ أَلَاتٍ وَتَنْسِيْقِ أَسْمَاءِ لِمُخْتَرَعَاتٍ. فَهِمْتُمْ أَيُّهَا السَّادَةُ أَنَّ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ قَدْ وَسِعَتْ كِتَابَ اللهِ لَفْظًا وَغَايَةً كَمَا قَالَ الحَافِظ فَكَيْفَ يَدَّعِي مدع أَنَّ الُّلغَةَ العَرَبِيَّةَ لَيْسَتْ لُغَةُ العُلُوْمِ وَلَيْسَتْ لُغَةُ العَصْرِ. فَإِنَّهَا كَانَتْ يَتَفَاهَمُ بِهَا أَكْثَرُ مِنْ 30 مِلْيُوْن عَرَبِيّ فيِ البِلاَدِ العَرِبِيَّةِ المُخْتَلِفَةِ.

أَيُّهَا السَّادَةُ الأَعِزَّاء! كَانَ العُلَمَاءُ أَبَاءُنَا القُدَمَاءُ يَجْتَهِدُوْنَ فِي أَنْ يُخْرِجُوْا أَوْلاَدَهُمْ عَرَبًا يَتَكَلَّمُوْنَ وَيَتَحَدَّثُوْنَ بِاللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ. فَبِهَذَا أَلَّفُوْا كُتُبَ اللُّغَةِ كَالنَّحْوِ وَالصَّرْفِ وَغَيْرِ ذَلِكَ. هَذَا، لِيَسْهُلَ عَلَى الطَّالِبِ تَعَلُّمُ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ لِيَكُوْنَ اَدَاةً لَهُمْ يَعْنِي لِلطُّلاَّبِ، فَيَجِبُ عَلَيْنَا جَمِيْعًا اَنْ نَتَكَلَّمَ بِاللُّغَةِ الفُصْحَى الصَّحِيْحَةِ وَنَتَجَنَّبث عَنِ اللُّغَةِ العَامَّةِ الَّتِي وَقَعِ فِيْهَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ وَلَانَسْتَعْمِلُ الكَلِمَاتِ فِي مُحَدَّثَتِنَا إِلَّا مَا صَحَّتْ كِتَابَتُهَا لِأَنَّهُ مِنْ وَاجِبَاتِنَا أَنْ نَنْشُرَ  هَذِهِ اللُّغَةَ الشَّرِيْفَةَ مَعَ المُحَافَظَةِ عَلى رِقَّتِهَا وَلُطْفِهَا وَفَصَاحَتِهَا إِلَى جَمِيْعِ طَبَقَاتِ المُسْلِمِيْنَ فِي أَيِّ مَكَانٍ كَانُوْا خُصُوْصًا طُلاَّبَ المَعَاهِدِ وَالمَدَارِسِ الَّذِيْنَ يُدَرِّسُوْنَ العُلُوْمَ الدِّيْنِيَّةِ فِي الكُتُبِ العَرَبِيَّةِ . هَذَا فَأَرْجُوْ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يُّسَهِّلَ اُمُوْرَنَا وَيَفْتَحَ قُلُوْبَنَا وَيَجْعَلَنَا جَمِيْعًا مُتَكَلِّمِيْنَ بِاللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ بِجَاهِ سَيِّدِ البَرِيَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ صلى الله عليه وسلم. والسلام عليكم و.و.

Yang saya hormati kepala sekolah MA Nurul Huda

Para dewan guru yang terhormat,

Para siswa dan siswi yang tercinta,

Hadirin yang saya hormati.

Berdirinya  saya dihadapan kalian untuk menyampaikan sepatah atau dua patah kata mengenai “Urgensi/pentingnya Bahasa Arab”. Sebelumnya saya akan mengemukakan sebuah syair dari penyair ulung Ahmad Syauqi Bek (alm)

“Bahwasanya yang menjadikan bahasa bagus dan indah, rahasianya ada di huruf dhod”.

Hadirin yang saya hormati.

Tidak salah lagi bahwa bahasa arab adalan bahasa yang paling fasih dan balaghah yaitu bahasa Al-Qur’an, bahasa wahyu yang diturunkan oleh Allah. Sebagaimana Dia telah menyebutkannya dalam banyak ayat Al-Qur’an. diantara ayat: " قُرْأَنًا عَرَبِيًّا" "بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ"sampai akhir ayat. Dan  tidak diragukan lagi bahwa bahasa arab adalah kuncinya ilmu-ilmu pengetahuan agama, tanpa penguasaan bahasa arab yang baik maka tidak akan dapat mendalami ilmu-ilmu agama dengan benar, karena bahasa arab merupakan bahasa kaum muslimin di seluruh dunia.

Kita membaca Al-qur’an dan beribadah kepada Allah dengan menggunakan bahasa arab. Maka

wajib bagi setiap siswa/santri untuk mempelajari bahasa arab dengan sungguh-sungguh dan giat  supaya kita mencapai ilmu-ilmu agama yang kita inginkan.

Hadirin yang saya hormati.

Bahasa arab berlaku untuk setiap zaman, dalam bahasa arab ada kata-kata yang digunakan dalam ilmu-lmu pengetahuan, alat-alat dan industri modern yang tidak perlu diistilahkan ke dalam bahasa asing. Sebagaimana seorang penyair yang bernama Nail Hafidz Ibrahim berkata: bahwa saya memahami al-qur’an secara luas dalam segi arti dan maknanya, tidak memahaminya dalam pengertian yang sempit karena cakupannya luas. Bagaimana saya akan menggambarkan alat-alat dan nama industry-industri yang dibuat manusia dengan bahasa arab dalam satu lafadz/kata ketahuilah oleh kalian bahwa bahasa arab itu luas dari segi arti dan maksudnya dan bagaimana tidak dikatatan sebagai bahasa internasional (bahasa ilmu dan sains) karena bahasa arab ini telah dikuasai/dipahami oleh lebih dari 30juta orang di Negara-negara arab yang berbeda-beda.

Hadirin yang saya hormati.

Para ulama yang terdahulu bersungguh-sungguh dalam mendidik anak-anak mereka untuk dapat berbicara dengan bahasa arab. Oleh karena itu, mereka menyusun buku-buku tentang bahasa seperti buku nahwu- shorof dan sebagainya. Supaya dapat memudahkan bagi siswa/santri untuk mempelajari bahasa arab dan menjadi alat untuk memahaminya. Kita mesti menggunakan bahasa arab fushah/asli dan menjauhi bahasa arab pasaran/umum yang digunakan oleh banyak orang . Dan kita harus menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari ini sesuai dengan tulisannya yang benar. Karena kewajiban kita sebagai umat islam untuk menyebarluaskan bahasa arab yang mulia ini dengan menjaga keaslian dan kemuliannya ke seluruh lapisan kaum muslimin dimana saja mereka berada terutama kepada para santri di pesantren dan di sekolah-sekolah yang sedang mempelajari ilmu-ilmu agama dalam buku-buku berbahasa arab.

Dengan ini, saya memohon kepada Allah supaya memudahkan urusan-urusan kita dan membukakan hati kita supaya kita dapat berbicara dengan bahasa arab, dengan keagungan manusia terbaik putra sayyid Abdullah yakni Nabi Muhammad saw. 

Mewujudkan Generasi Muda yang Pintar, Sehat dan Berakhlakul Karimah

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بسم الله الرحمن الرحيم، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ اَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْن، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.

أَلمحترمون

أَيُّهَا الإِخْوَان الكُرَمَاء....

وَأَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

          لاَ كَلِمَةَ وَلَا قَوْلَ أَلْقَيْتُهَا إِلاَّ كَلِمَةَ الشُّكْرِ.... الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ الَّذِي قَدْ أَعْطَانَا رَحْمَةً وَتَوْفِيْقًا حَتَّى قَدَرْنَا عَلَى الإِجْتِمَاعِ فِي هَذَا المَجْلِسِ المُبَارَكِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَسْعَدِ المَخْلُوْقَاتِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم حَامِلِ البُشْرَى عَلىَ المُتَّقِيْنَ وَحَامِلِ النُّذْرَى عَلىَ المُرْجِمِيْنَ.

أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ السُّعَدَاءُ...

ظَهَرَ أَمَامَنَا بَيْنَ الرَّجَاءِ وَ التَّحَدِّي، الرَّجَاءُ هُنَا أَنَّنَا قَدْ شَهِدْنَا نَهْضَةَ الإِسْلاَمِ وَنُشُوْرَهُ فِي هَذَا الزَّمَانِ، بِمَعْمُوْرِ المَسَاجِدِ وَالمُؤَسَّسَاتِ وَالتَّعْلِيْمَاتِ فيِ عُلُوْمِ الدِّيْنِ. بَلْ التَّحَدِّي الَّذِي نُقَابِلُ الأَنَ هُوَ ثَقَافَةُ الغَرْبِيِّ بِوَسَائِلِ كُوْبُوْتِيْر، التِّلْفَاز، إِنْتِرْنِيتْ وَغَيْرِ ذَلِكَ. وَهَذِهِ الوَسَائِلُ تَتَضَمَّنُ سَلْبِيَّةً. كَمَا قَالَهَا دُكْتُور فِرْدَمْ وِلِيُمْ : أَنَّ بَعْضَ أَثَارِ السَّلْبِيَّةِ مِنْ وَسَائِلِ الإِتِّصَالِ وَالمُوَاصَلاَتِ هُوَ تَغْيِيْرُ ثَقَافَةِ المُجْتَمَعِ، وَنَحْنُ لاَنَخَافُهُ لَوْ كَانَ التَّغْيِيْرُ مَسِيْرًا إِلىَ وَجْهٍ إِجَابِيٍّ ، بَلِ الوَاقِعُ أَنَّ التَّغْيِيْرَ مَسِيْرًا إِلىَ عَكْسِهِ أَيْ إِلَى وَجْهٍ سَلْبِيٍّ . مِنْهَا كَثِيْرٌ مِنْ جَيْلِ شُبَّانِنَا كَطَالِبِ المَدْرَسَةِ وَاقِعًا عَلىَ بِيْئَةِ السَّكْرَانِ مِثْلُ  brandy, ecstasy,whiskyوَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

المُعْتَمَدُ الوَحِيْدُ وَالقَبْضَةُ الوَحِيْدَةُ لِدَفْعِ حَيَاةِ النَّاسِ مِنْ أَيِّ التَّحَدِّي وَالإِخْتِيَارِ والإِمْتِحَانِ هِيَ الإِمْتِمْسَاك ُبِالإِسْلاَمِ وَالرَّجَاءِ لِمَرْضَاةِ اللهِ، هَا هِيض ذَا مرجق وَمَأْمُوْلٍ لِأَجْيَالِ الإِسْلَامِ وَطُلاَّبِ المَدْرَسَةِ، عَلىَ الحِيْنِ لِمُوَاجِهَةِ الحَيَاةِ بِالخَيْرَاتِ وَالحَسَنَاتِ بِهَذِهِ القَبْضَةِ.

مُطَابِقًا وَمُنَاسِبًا بِتَغْيِيْرِ قَوْلِ القَائِلِ أَنَّ المَدْرَسَةَ هِيَ المُؤَسَّسَةُ القَادِرُة لِتَرْقِيَةِ عِلْمِيَّةِ الطُّلاَّبِ المُنَاسِبَةِ بِنُمُوِّ العُلُوْمِ وَتِكْنُوْلُوْجِيَّةِ، ذِكْرَى لِأَهَمِّيَّةِ دَوْرِ المَدْرَسَةِ فِي بِنَاءِ الإِنْسَانِ الإِسْلاَمِيِّ وَمُتَخَلَّقٍ بِمَكَارِمِ الأَخْلَاقِ فَقَالَ اللهُ تعالى في سورة النساء الأية التَّاسِعَة:

(وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ....الأية)

إِخْوَانِي الأَعِزَّاء...

وَلْنَخْشَ وَلْنَخَفْ لَوْ تَرَكْنَا أَجْيَالاً ضَعِيْفَةً، إِمَّا مِنْ جِهَةِ المَالِ وَالجَسَدِ وَالعِلْمِ وَجِهَادِ الحَيَاةِ وَأَخْوَفُ مِنْ ذَلِكَ هُوَ سُوْءُ الأَخْلاَقِ لِمَاذَا؟ لِأَنَّهُ سَيُفْسِدُ وَيُسَمِّمُ نَتِيْجَةَ الجِهَادِ الكَرِيْمِ، حَتَّى لَايَصِيْرُوا رَاِئدَ الأَعْبَاءِ بَلْ جمة ومؤقة ومحطمة الأعمار، نعوذ بالله من ذلك.

مَعَ أَنَّ التَّارِيْخَ سَيُخْبِرُنَا وَيُشِيْرُنَا إِلىَ الحَمَّاسِ بِكُلِّ الحَمَّاسِ، وَمُسْتَوْلِيَةٍ عَامِيَةٍ دِيْنِيَّةٍ، دِيْن الإِسْلاَمِ الَّذِيْ نُعَانِقُهُ. شُبَّانُ اليَوْمِ رِجَالُ الغَدِّ، نَحْنُ اليَوْم شُبَّانُ وَسَوْفَ نَكُوْنُ رِجَالاً وَقَوَّادًا فِي المُسْتَقْبَلِ. لِذَا لِتَحْقِيْقِ المُجْتَمَعِ الدِّيْنِيِّ أَعْنِي مُجْتَمَعًا يَعْتَمِدُ أَهْلُهُ عَلىَ المَبَادِئِ الخَمْسَةِ يَطِيْقُوْنَ أَوَامِرَ رَبِّهِمْ وَيَرْسِخُوْنَ فِي المَعَارِفِ وَالتِّكْنثوْلُوْجِيَ لاَبُدَّ عَلَيْنَا أَنْ نُطَبِّقَ وَنُحَقِّقَ ثَلاَثَةَ أَشْيَاءَ:

-       النِّظَامُ وَالنَّشَاطُ

الإِنْسَانُ المِثَالِيُّ لاَبُدَّ مِنْ نِظَامٍ وَنَشَاطٍ فِي طَلَبِ الرِّزْقِ وَتَصَرُّفِ المَالِ فيِ سَبِيْلِ اللهِ لإِسْتِعْدَادِ المُسْتَقْبَلِ النَّاجِحِ وَعَلَى العَكْسِ إِذَا كُنَّا كَسْلَانًا لَيْسَ لَنَا نِظَامٌ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ الغَامِضَةَ وَالمُؤْسِفَةَ لِأَنَّ الكَسْلَ لَايُطْعِمُ العَسَلَ، وَالإِنْسَانُ الكَسْلَانُ لاَيَذُوْقُ حُلْوَ العَسَلِ، لَايُسْرَ إِلاَّ بَعْدَ العُسْرِ وَلَاجِهَادَ إِلاَّ بِالتَّضْحِيَةِ. الكَسُوْلُ وَقْتَ الشَّبَابِ هَلَاكٌ وَقْتَ الكِبَرِ.

-       الأَمَانَةُ

الأَمَانَةُ مِنْ مُمَيَّزَاتِ الإِنْسَانِ المِثَالِيِّ، الأَمَانَةُ نَحْوَ نَفْسِهِ وَ نَحْوَ غَيْرِهِ ، لَابُدَّ عَلَى الأَمِيْنِ مِنَ التَّعَاوُنِ لِمَاذَا؟ لِأَنَّ بِالتَّعَاوُنِ الخَالِصِ سَتَكُوْنُ شَخْصًا قَوِيًّا وَحِفْظًا لِحَيَاتِهِ.

-       الإِنْسَانُ المِثَالِيُّ لَايُصِيْبُهُ اليَأْسُ، مُبَاشِرُ حَسَبِ دِرَايَتِهِ وَجُرْفَتِهِ لَايَزَالُ يَبْحَثُ وَيَبْحَثُ، حَتَّى يَكُوْنَ مَاهِرًا خَيْرَ الأُمَمِ قَالَ تَعَالَى:

(وَلَاتَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِنَّهُ لَايَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِلَّا القَوْمُ الكَافِرُوْنَ)

بِنَاءً عَلَى هَذَا بَدَا أَنَّ اليَأْسَ فِي كُلِّ نَوَاحِي الحَيَاةِ مَرْفُوْضٌ وَمَمْنُوْعٌ فِي الإِسْلاَمِ سَوَاءٌ كَانَ فيِ العَمَلِ وَالتَّعْلِيْمِ أَوْ فِي نَيْلِ الأَمَالِ لِأَنَّهُ مِنْ أَعْمَالِ الكُفَّارِ، لِذَا لِمُنَاسَبَةِ هَذَا نَحَثُّ عَلَى الأَجْيَالِ أَنْ يَسْتَقْبِلَ وَيُقَابِلَ المُسْتَقْبَلَ بِكُلِّ اسْتِعْدَادَاتٍ عَلَى الأَقَلِّ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ لَابُدَّ مِنْ تَوْفِيْرِهَا وَتَطْبِيْقِهَا لِنَيْلِ القمات العاَلِيَةِ الصَّالِحَةِ.

أَيُّهَا رَئِيْسُ هَيْئَةِ التَّحْكِيْمِ وَالمُسْتَمِعُوْنَ الكِرَامُ.

          مُنْذُ بِدَايَةِ هَذِهِ الخُطْبَةِ القَصِيْرَةِ إِلَى نِهَايَتِهَا نَلْخَصُ أَنَّ المَدْرَسَةَ هِيَ مَكَانُ تَرْبِيَةِ وَتَعْلِيْمِ الطُّلَّابِ لِإرْتِفَاعِ وَارْتِقَاءِ الإِمْكَانِيَّةِ البَشَرِيَّةِ. وَالثَّانِي أَنَّهُ قَادِرٌ عَلَى جَعْلِ كُلِّ أُمَّةٍ إِسْلاَمِيَّةٍ وَالتَّخَلُّقِ بِمَكَارِمِ الأَخْلَاقِ بِطَرِيْقَةِ النِّظَامِ وَالتَّصْدِيْقِ أَوِ الصِّدْقِ وَالصَّبْرِ فِي نُفُوْسِهِمْ، وَالثَّالِثُ تَعَمُّقُ العِلْمِ وَالحِلْمِ بِتَطْبِيْقِ تِكْنُوْلُوْجِيَّةِ بِجَانِبِ الإِيْمَانِ وَالتَّقْوَى فِي المَدْرَسَةِ سَتَصِيْرُ المَدْرَسَةُ قَوِيَّةُ وَتَقَدُّمِيَّةً فِي تَعْمِيْرِ النَّاسِ كُلِّهَا.

          إِكْتَفَيْتُ كَلاَمِيْ فِي هَذِه الَّليْلَةِ أَوْ هَذَا النَّهَارِ وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي خَطَأً فَهُوَ مِنْ نَفْسِيْ وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي صَوَابًا فَهُوَ مِنَ اللهِ، أَخِيْرًا أَقُوْلُ لَكُمْ: وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ و.و.   

Assalamula’alaikum Wr.Wb

 

Hadirin sekalian,

Tiada  untaian kata yang patut kita ucapkan kecuali rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt, atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di majelis yang mulia ini. Shalawat beserta salam semoga tetap kekal abadi kepada putranya Abdullah, buah hatinya Siti Aminah, Muhammad saw, yang telah memberi kabar gembira kepada umat yang bertaqwa dan kabar duka kepada umat yang durhaka.

Saudara-saudaraku yang saya cintai,

Terpampang di hadapan kita antara harapan dan tantangan. Harapanya, kita menyaksikan kebangkitan Islam sedang berjalan, dimana mesjid-mesjid semakin makmur dan lembaga-lembaga dakwahpun semakin menjamur. Namun, tantangan yang kita hadapi sekarang ini adalah masuknya budaya-budaya barat kedalam kehiidupan Islam terutama melalui televisi, komputer, internet dan lain sebagainya. Yang semua itu trnyata membawa dampak negatif. Seperti apa yang dikatakan oleh Dr. Fredem William bahwa salah satu dampak media komunikasi adalah berubah kultur suatau masyarakat. Kita tidak perlu khawatir kalau perubahan itu membawa kepada hal-hal yang positif, namun, jujur saja saat ini perubahan itu lebih banyak mengarah kepada hal negatif. Contohnya, banyak dari generasi muda kita, tidak terkecuali anak sekolah, yang mereka terjerumus kedalam lingkungan mabuk-mabukan seperti wisky, brandi, ekstasi dan lain sebagainya. Akibatnya, hari demi hari bangsa ini semakin dekat kepada kehancuran.

            Oleh karena itu, satu-satunya yang dapat diharapkan untuk menolong bangsa ini dari kehancuran yang sudah semakin dekat adalah generasi muda. Namun demikian, tantangan dan cobaan yang harus mereka hadapi sangatlah berat. Mengingat betapa pentingnya peran generasi muda dalam membangun negeri, Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 9 :

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ  فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا

Artinya:”Hendaklah takut ( kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang (kesejahteraan) nya. oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hedaklah mereka berbicara denga tutur kata yang benar”.

Kita seharusnya merasa khawatir apabila kita menjadi generasi yang lemah. Baik itu lemah fisik, lemah ilmu, dan lemah semangat hidup. Dan yang paling berbahaya adalah lemah iman dan akhlak, mengapa? Karena hal itu akan meracuni kehidupan kita. Bila itu terjadi, maka itu bukannya menjadi pelopor-pelopor pembangunan. Namun sebaliknya, menjadi virus penghambat dan penghancur pembangunan. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Sejarah telah mengajarkan kepada kta agar memiliki semangat tinggi dan tanggungjawab penuh terhadap kelangsungan bangsa dan agama yang kita anut ini. Karena apa? Karena شُبَّانُ اليَوْمِ رِجَالُ الغَدِّ pemuda hari adalah pemimpin di masa yang akan datang. Oleh karenanya, agar tercipta negeri Indonesia yang aman, tentram, makmur serta mewujudkan masyarakat yang agamis, maka kita am dan mengenaskan. berkualitas.

Pertama, disiplin. Generasi muda yang unggul dan berkualitas harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, rajin bekerja dan gemar beramal. Semua itu untuk menyongsong masa depan yang cerah nan indah. Namun sebaliknya, jika kita malas tidak memiliki kedisiplinan yang tinggi, maka tunggu saja masa depan yang suram dan mengenaskan. Sebab apa? Sebab manusia pemalas tidak akan merasakan manisnya madu, tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. Tiada bahagia tanpa lembah derita, tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Kemalasan di masa muda adalah kehancuran di masa tua.

Kedua, jujur. Kejujuran merupakan salah satu ciri generasi muda yang unggul. Kejujuran bukan hanya jujur terhadap orang lain, tetapi yang paling penting adalah kejujuran terhadap diri bekerja sama yang baik akan terwujud pribadi yang tangguh, kukuh dan utuh. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 24:

لِيَجْزِيَ اللهُ الصَّادِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ المُنَافِقِيْنَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا رَحِيْمًا

Artinya:”Agar Allah memberikan balasan kepada orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengadzab orang munafik jika Dia kehendak, atau menerima taubat mereka. Sungguh Allah maha pengampun, maha penyayang”.

Ketiga, ulet. Generasi muda yang unggul tidak mudah putus asa dan selalu ulet sesuai dengan skil dan profesinya. Mereka akan terus berusaha dengan tekun sampai akhirnya membawanya kepada dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 87:

وَلَا تَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِنَّهُ لاَيَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِلاَّ القَوْمُ الكَافِرُوْنَ

Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah adalah hanyalah orang-orang kafir.

Saudara-saudaraku,

            Dari ayat diatas, sangat jelas sekali bahwa berputus asa dalam berbagai aspek kehidupan sangat dilarang oleh agama. Apakah itu dalam bekerja, belajar atau bahkan dalam meraih cita-cita. Karena berputus asa merupakan perbatan orang-orang kafir. Karenanya melalui mimbar ini saya ingin menghimbau kepada generasi muda, calon-calon pemimpin bangsa, mulai saat ini mari singsingkan lengan baju kita! Langkahkan kaki untuk menatap masa depan yang cemerlang! Kembangkan lima potensi agar kalian menjadi sumber daya yang unggul dan berkualitas! Olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan sehat, olah usaha agar ekonomi meningkatdan olah kinerja agar produktifitas berlipat. Kalau lima potensi ini sudah melekat pada generasi muda, kami yakin kalian akan mampu menjadi pelanjut tongkat estafet pembangunan di masa yang akan datang.

Hadirin sekalian,

Dengan tiga unsur  dan lima potensi itulah diharapkan di era globalisasi ini, generasi muda dapat berperan aktif menjadi pelopor-pelopor pembangunan dalam rangka menegentaskan rakyat negeri ini dari krisi multi dimensi yang sudah sekian lama diderita. Pada akhirnya, apabila tiga unsure dan lima potensi diatas diaplikasikan, maka kami yakin Indonesia akan menjadi negeri yang adil dan makmur sebagaimana yang didamba-dambakan..

            Demikian pidato yang dapat saya sampaikan jika ada salah dan khilaf saya mohon maaf sebesar-besarnya.         

Assalamula’alaikum Wr.Wb

Bulan Muharram

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الأَنْبِيَاءِ وَسَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:

حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَم مُدِيْرُ المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى

أَيُّهَا الأَسَاتِذَةُ الكِرَام !

وَأَيُّهَا الطُّلاَّب وَالطَّالِبَات الأَحِبَّاء !

قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ، أَشْكُرُ اللهَ تعالى، الَّذِي اَنْعَمَ عَلَيْنَا نِعَمًا كَثِيْرَةً، وَمِنْهَا الصِّحَّة، حَتَّى نَسْتَطِيْعَ بِهَا الإِجْتِمَاعَ، فِى هَذَا المَكَانِ المُبَارَكِ، إِنْ شَاءَ اللهُ. وَلاَ أَنْسَى، أَنْ أُصَلِّيَ وَأُسَلِّمَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، ص.م. وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَاِبِه وَأُمَّتِهِ، وَعَلَيْنَا أَجْمَعِيْنَ. أَقُوْلُ شُكْرًا جَزِيْلَا لِرَئِيْسِ الجَلَسَة، لِأَنَّهُ قَدْ أَعْطَانِي الفُرْصَة، حَتَّى أَسْتَطِيْعَ بِهَا القِيَامَ، بَيْنَ لَدَيْكُمْ، وَمَا أَقُوْمُ أَمَامَكُمْ، إِلَّا لِإِلْقَاءِ الكَلِمَاتِ بَعْدَ الكَلِمَاتِ، بِالُّلغَةِ العَرَبِيَّة . يَسُرُّنِي إِهْتِمَامُكُمْ ، بِمَا يَاتِي مِنَ خِطَابَتِيْ، تَحْتَ المَوْضُوْعِ"شَهْرُ المُحَرَّمِ، شَهْرٌ عَظِيْمٌ"

إِعْلَمُوْا أَيُّهَا المُسْتَمِعُوْن كُلُّهُمْ! أَنَّ شَهْرَ اللهِ المُحَرَّم، شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ، وَهُوَ أَوَّلُ شُهُوْرِ السَّنَةِ الهِجْرِيَّةِ، وَأَحَدُ الأَشْهُرِ الحُرُمِ، الَّتِي قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْانِ الكَرِيْمِ، :"إنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ" (التوبة:36).هَلْ عَرَفْتُمْ مَا هِيَ الشُّهُوْرُ الحُرُمُ، المَقْصُوْدَةُ فِي تِلْكَ الأَيَة؟ أَنَا أُجِيْبُ ، كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فيِ حَدِيْثِهِ: السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ،
وَرَجَبُ الَّذِي يَكُوْنُ بَيْنَ جُمَادَى الأولى، والثانية، وَشَعْبَانَ» رواه البخاري 2958]

 أَيُّهَا الإِخْوَانُ الأَحِبَّاءُ!

ثُمَّ اخْتُصَّ مِنْ ذَلِكَ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرَاماً وَعَظَّمَ حِرْمَاتِهِنَّ، وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالأَجْرَ أَعْظَمُوَقَالَ قَتَادَة:"إِنَّ الظُّلْمَ فِي الأَشْهُرِ الحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيْئَةً وَوَزْراً مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهَا. وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيْمًا، وَلَكِنَّ اللهَ يُعَظِّمُ مِنْ أَمْرِهِ مَا يَشَاءُ، وَقَالَ: إِنَّ اللهَ اصْطَفَى صَفَايَا مِنْ خَلْقِهِ: اِصْطَفَى مِنَ المَلَائِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ رُسُلاً،
وَاصْطَفَى مِنَ الكَلاَمِ ذِكْرَهُ، وَاصْطَفَى مِنَ الأَرْضِ المَسَاجِدَ، وَاصْطَفَى مِنَ الشُّهُوْرِ رَمَضَانَ
وَالأَشْهَرَ الحُرُمَ، وَاصْطَفَى مِنَ الأَيَّامِ يَوْمَ الجُمْعَةِ، وَاصْطَفَى مِنَ الَّليَالِي لَيْلَةَ
القَدْرِ، فَعَظِّمُوْا مَا عَظَّمَ اللهَ، فَإِنَّمَا تُعَظَّمُ الأُمُوْرُ بِمَا عَظَّمَهَا اللهُ بِهِ عِنْدَ
أَهْلِ الفَهْمِ وَأَهْلِ العَقْلِ.

أَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ أَسْعَدَكُمُ اللهُ!

لمِاَذَا سُمِّيَ ذَلِك َالشَّهْرُ بِالمُحَرَّمِ؟ الجَوَابُ: سُمِّيَ بِذَلِكَ لِكَوْنِهِ شَهْراً مُحَرَّمًا وَتَأْكِيْداً لِتَحْرِيْمِهِ.

وَإِضَافَةُ ذَلِكَ وَقَعَتْ فِي شَهْرِ المُحَرَّمِ الوَاقِعَةُ المُهِمَّةُ فيِ تَارِيْخِ الإِسْلاَمِ  كَإِنْجَاءِ اللهِ تَعَالَى نَبِيَّهُ إِبْرَاهِيْم عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ إِحْرَاقِ قَوْمِهِ، وَأَخْذُهُ تَعَالى بِفِرْعَوْنَ وَجُنُوْدِهِ فيِ اليَمِّ بِسَبَبِ إِنْكَارِهِ بِهِ وَنَبِيِّهِ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَام، وَإِنْجَاءِهِ تَعاَلىَ نُوْحَ عَلَيْهِ السَّلَام مِنِ إسْتِهْزَاءِ قَوْمِهِ بَعْدَ الطُّوْفَانِ بِحَمْلِهِ عَلىَ السَّفِيْنَةِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ. هَذِهِ كُلُّهَا وَقَعَتْ فيِ الشَّهْرِ العَظِيْمِ يَعْنِي شَهْرُ المُحَرَّمِ.

وَلِذَلِكَ يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُعَظِّمُ هَذَا الشَّهْرَ غَايَةَ التَّعْظِيْمِ. السُّؤَال: كَيْفَ نُعَظِّمُهُ؟ لَيْسَ نُعَظِّمُهُ بِالمَلَاهِيْ وَلَابِالتَّبْدِيْرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الأَعْمَالِ غَيْرِ النَّافِعَةِ، وَإِنَّمَا نُعَظِّمُهُ بِالأُمُوْرِ النَّافِعَةِ مِثْلُ هَذِهِ الحَفْلَةِ المُبَارَكَةِ بِذِكْرَى الشَّهْرِ العَظِيْمِ شَهْرِ المُحَرَّمِ المُوَافِقِ بِمِيْلاَدِ هَذَا المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى الثَّامِن وَالعِشْرِيْن سَنَةً، عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَ هَذَا المَعْهَدَ مَعْهَدًا مُبَارَكًا، وَطُلَّابَهُ صَالِحِيْنَ عَامِلِيْنَ تَقِيِّيْنَ، وَأَسَاتِذَتَهُ ذَاكِرِيْنَ مُتَفَوِّقِيْنَ تَقِيِّيْنَ. الَّلهُمَّ سَهِّلْ أُمُوْرَنَا وَأُمُوْرَ وَالِدَتِنَا وَأُمُوْرَ مَعْهَدِنَا نُوْرُ الهُدَى مَادَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ الَّلهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا وَطُلَّابَنَا وَطَالِبَاتِنَا مِنْ أَهْلِ العِلْمِ وَأَهْلِ الخَيْرِ وَلاَتَجْعَلْنَا وِإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِّ وَالنِّفَاقِ.

 إِكْتَفَيْتُ إِلَى هُنَا أَوَّلاً وَإِنْ شَاءَ اللهُ سَنَسْتَمِّرُ فِي مُنَاسِبَةٍ أُخْرَى، لَيْسَ الفِرَاقُ بِالفِرَاقِ وَلَكِنَّ الفِرَاق بِالشَّوْقِ.   

والسلام عليكم


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ketahuilah bahwa bulan muharram adalah bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan pertama dari bulan hijriyyah dan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya.

Apakah kamu mengetahui bulan-bulan apa saja yang dimuliakan oleh Allah dalam ayat tersebut? Saya jawab, sebagaimana sabda Nabi Saw dalam haditsnya:” satu tahun terdiri dari 12 bulan dan diantaranya ada empat bulan yang dimuliakan Allah. 3 bulan berturut dzulqa’dah, dzulhijjah dan muharram dan rajab yang terpisah antara bulan jumadil dan sya’ban”.(H.R.Bukhori).

Kemudian dari 12 bulan tersebut ditentukan 4 bulan yang dimuliakan, dijadikan bulan yang mulia dan diagungkan kemuliaanya, dosa yang diperbuat pada bulan-bulan tersebut lebih besar, dan sebalikanya pahala yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut lebih besar. Imam Qatadah berkata: perbuatan dzalim pada bulan-bulan tersebut paling besar kesalahan dan  dosanya dari pada kedzaliman yang dilakukan diluar bulan-bulan tersebut. Walaupun sebenarnya perbuatan dzalim itu setiap saat itu dianggap besar dosanya, akan tetapi Allah mengagungkan urusannya sebagaimana ia kehendaki, beliau berkata: bahwasanya Allah memilih makhluk-Nya menjadi orang-orang pilihan-Nya : Dia memilih rasul-rasul dari golongan malaikat dan memilih rasul-rasul dari golonga manusia. Dia memilih perkataan sebagai dzikir/ingat kepada-Nya, Dia memilih tanah/bumi sebagai mesjid, Dia memilih ramadhan, dan bulan-bulan yang dimuliakan oleh-Nya dari bulan-bulan yang lain, dia memilh hari jum’at dari hari-hari yang lainnya, dia memilh lailatul qadar dari pada malam-malam selainnya, menurut orang pintar dan bijak bahwasanya segala sesuatu dianggap agung/mulia itu adalah sesuatu yang diagungkan oleh Allah.

Para hadirin yang berbahagia.

Kenapa bulan tersebut disebut bulan bulan muharram? jawab disebut demikian karena pada bulan tersebut sangat mulia dan secara tegas diharamkan untuk mengadakan peperangan. Disamping itu, pada bulan muharram ini terjadi perisiwa-peristiwa yang sangat penting dalam sejarah islam seperti diselamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api yang membakarnya, disiksanya Fir’aun dilaut merah karena ingkar kepada Allah dan Nabi Musa AS. dan diselamatkannya Nabi Nuh dari ejekan kaumnya setelah terjadi topan dengan naik perahu  dan sebagainya. Semua itu terjadi pada bulan muharram.

            Oleh karena itu, kita mesti mengagungkan bulan ini dengan sebaik-bainya. Pertanyaannya: bagaimana cara kita mengagungkannya? Bukanlah mengagungkannya itu dengan permainan-permaninan atau dengan berhura-hura akan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lainnya, akan tetapi mengagungkannya dengan sesuatu yang bermanfaat seperti acara ini  dalam rangka memperingati bulan suci muharram yang bertepatan dengan ulang tahun pondokmpesantren Nurul Huda yang ke- 28.

Semoga Allah menjadikan pesantren ini pesantren yang diberkahi, menjadikan para santrinya menjadi santri yang shaleh rajin beramal dan bertaqwa, para gurunya menjadi rajin berdzikir bermutu dan bertaqwa:Ya Allah! Mudahkanlah segala urusan kami, segala urusn orang tua kami, segala urusan pesantren kami, pesantren Nurul Huda selama ada langit dan di bumi. Ya Allah! Jadikanlah anak-anak kami, santri-santriat kami, guru-guru kami menjadi ahli ilmu dan ahli kebaikan, dan janganlah engkau jadikan mereka menjadi ahli kejelekan dan nifak.

Saya cukupkan sampai disini dulu, insyaallah pada kesempatan yang lain kita lanjutkan. Bukanlah perpisahan ini perpisahan yang selamanya akan tetapi perpisahan yang akan membawa kerinduan.

Wassalam…….



PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR'AN (PPTQ NUHU) di 18.08

Berbagi

 

47 komentar:

miftah yuliawan20 Februari 2013 04.42

شكرا كثيرا على اهتمامكم فى إعطاء الخطابة البسيطة التي تتكوّنت من تنوّع المادة

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 11.27

عفوا

Balas

Nur Shodiq1 Juli 2013 22.59

Sae2

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.19

Smi2

Balas

Niswatun Khasanah24 Agustus 2013 17.26

Mtrnwn, sngat bermanfa'at...nyuwun izin share, mugi barokah...

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.22

Magga neng

Balas

Dhea Fiky Fatchatur Rizky15 Oktober 2013 06.06

ijin mencopy untuk event ya.. terimakasih , post lagi dong, kalo bisa sama arti bahasa inggrisnya juga :)

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.25

عفوا يمكن في وقت اخر

Balas

Nurul Hikmah Sofyan25 Oktober 2013 02.06

Saya ijin untuk mengkopi-paste untuk referensi pembuatan pidato B. Arab,, jazakumullah khairan katsiran, semoga berkah dan bermanfaat,,

Balas

yusuf idris11 November 2013 02.57

assalamualaikum
Kang izin copy..
abdi bd lomba pidato bahasa arab dikampus...hehehe
pido'a ti pun guru...aamiin
hatur nuhun...

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.26

Manga kasep.....he

Balas

Ely Nur Afifah25 November 2013 22.48

.assalamu'alaikum syukron katsir :)

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.37

Wlkmslm afwan.......

Balas

-- Dew --3 Desember 2013 19.33

jazaakillah, ijin copas ya :)

Balas

Balasan

Program Takhossus Al-Qur'an YASPIN3 April 2014 07.45

عفوا تفضل.....

Balas

amelia5 Desember 2013 16.07

Izin copy ya kang... :)

Balas

Balasan

Program Takhossus Al-Qur'an YASPIN3 April 2014 07.44

mangga....

Balas

ali salung3 Februari 2014 16.46

tentang maulid nabi gk da gan?

Balas

debby rf5 Februari 2014 06.51

alhamdulilah nemu juga tugas pidato b arab , makasaih buat yang punya blog ini , izin copas ya kak .......

Balas

Balasan

ashil wafi5 Februari 2014 17.33

Ya sama2 smga brmnfaat

Balas

akbar ganteng27 Februari 2014 01.09

Terimakasih

Balas

Balasan

Program Takhossus Al-Qur'an YASPIN3 April 2014 07.42

ya sama2

Balas

bim17 Maret 2014 03.21

Izin copast ya

Balas

Program Takhossus Al-Qur'an YASPIN3 April 2014 07.41

ya boleh

Balas

Ardani8 April 2014 05.25

أسجل هذه الكتبة, بارك الله فيك

Balas

ashil wafi9 April 2014 20.47

تفضل بكل سرور ....

Balas

Ali Musthofa5 Juni 2014 18.51

بارك الله في عمرك. لو سمحت أن تكثر من الخطابات العربية. لا تنته من كتابتها و جمعها.

Balas

ashil wafi7 Juli 2014 15.41

شكرا لك يا اخي على تقريرك وان شاء الله ساجيب طلبك في تكثيرها

Balas

abdullahmahya4 September 2014 17.48

اللهم بارك لنا بهذ العلم

Balas

Imroatun Nur Afifah5 Desember 2014 20.35

Saya ijin copy-paste untuk tugas pidato. Terima kasih. Sangat bermanfaat.

Balas

ashil wafi5 Desember 2014 20.55

Tafaddoli ukhti........

Balas

MIS HIDAYATUS SHIBYAN15 Desember 2014 20.27

Ustadz... Izin Ngopi ya

Balas

PONDOK PESANTREN NURUL HUDA20 Desember 2014 22.51

Ya silahkan....

Balas

imam masjid8 Februari 2015 11.45

izin copas ustadz

Balas

ashil wafi8 Februari 2015 16.08

Y silahkan........

Balas

idam ma'mun10 Februari 2015 22.19

syukron ya ustadz,,,,,

Balas

nuron aini.M.H13 Februari 2015 17.50

maturnuwun. ijin copy...,

Balas

ashil wafi16 Februari 2015 02.49

Tafaddol.....

Balas

musyafa28 Februari 2015 04.55

Assalamualaikum, mohon ijin ikut ngopi file. semoga barokah dan manfaat.

Balas

Fitroh Alfalahiyah28 Juli 2015 17.54

mohon izin copy file untuk pembelajaran, semoga manfaat dan barokah.

Balas

RSI22 September 2015 18.21

Mohon izin copas ustad, moga berkah ilmunya dan dan bermanfaat...Aamiin

Balas

Dimas Agung29 September 2015 00.04

Syukron telah membantu pekerjaan saya

Balas

Abd Qohar28 Oktober 2015 22.20

mantap kang.........

Balas

bahien albatul22 Desember 2015 20.00

izin copan syukran jazila , sangat membantu tugas saya ^-^

Balas

sahlan permana7 Januari 2016 06.40

mohon izin copas Kang.. buat latihan anak2

Balas

Unknown15 April 2016 21.51

ijin copast ustadz , untuk ujian praktik

Balas

Nadiyya Nisa15 April 2016 21.56

ijin copast ustadz , untuk ujian praktik

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR'AN (PPTQ NUHU)Zaini beristrikan Rifa Zakiyah Mahmudah dan mempunyai dua anak yang bernama Muhammad Ashil Wafi.dan Akhlish Hamima QolbiLihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.