Sabtu, 23 Januari 2016
PEMBAYARAN HUTANG DAN QODHO PUASA BAGI MAYIT
1003. PEMBAYARAN HUTANG DAN QODHO' PUASA BAGI MAYIT
PERTANYAAN :
Ajis Bmyu
Assalmu'alaikum, nyuwun sewu kaliyan ustadz/dzah sedoyo. Saya mau tanya :
1. 14 hari yang lalu ibu saya meninggal dunia dkarenaakan sakit, &speninggalnya beliau trsangkut mslh hutang piutang, nah saya sbagai ahli waris kan dianjurkan atau dwjibkan atas sangkut paut utangpiutang tersebut yah??
2. selama sbulan pnuh bulan Ramadhan 1432 H kmaren ibu saya tidak bisa b'puasa karenaa sakit'y.. Nah pertanyaanya: utang puasa ramadhan kmaren itu trmasuk tanggungan ahliwaris atau tidak? Jika iya hrz dbyar dalam bentuk/brupa apa ? Mohon saran/jwbnnya, Maturnuwun skdherenge.
JAWABAN :
Nur Hasyim S. Anam
Wa'alaikumussalaam, hutang ibu anda bisa dilunasi dengan harta warisannya.
Zal Zul
من بعد وصية بها أو دين
... (Pembagian-pembagian warisan tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya.” [QS. an-Nisa' / 11]
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ اْلأَكْوَعِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا لاَ فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا نَعَمْ قَالَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللهِ فَصَلَّى عَلَيْهِ. [رواه البخاري]
“Diriwayatkan dari Salmah Ibn al-Akwa’, bahwa kepada Nabi saw dihadapkan jenazah seseorang untuk dishalatkan. Nabi bertanya: Apakah jenazah ini mempunyai hutang? Mereka (para shahabat) menjawab: Tidak. Kemudian Nabi saw menyalatkannya. Setelah itu kepada Nabi saw dihadapkan jenazah yang lain. Nabi saw bertanya: Apakah jenazah ini mempunyai hutang? Mereka menjawab: Ya. Kemudian Nabi saw memerintahkan kepada para shahabat: Shalatkanlah jenazah temanmu ini. Abu Qatadah berkata: Wahai Rasulullah, saya yang menanggung hutangnya. Kemudian Nabi menyalatkan jenazah itu.” [HR. al-Bukhari].
Didin Banjarmasin
Ajis, perjelas pertanyaan nomer dua.. Apakah sejak bulan ramadhan sampai meninggal 14 hari yang lalu, Ibu anda tak pernah sehat, atau tak pernah menemukan kesempatan sehat sehingga sempat berpuasa Qodho ? Jika ya, maka jawabnya TIDAK ADA KEWAJIBAN PADA AHLU WARIS. Tidak wajib puasa untuknya, juga tak wajib bayar fidyah untuknya...
Lihat nash-nya :
{ فرع } في مذاهب العلماء فيمن مات وعليه صوم فاته بمرض أو سفر أو غيرهما من الاعذار ولم يتمكن من قضائه حتى مات * ذكرنا أن مذهبنا أنه لا شئ عليه ولا يصام عنه ولا يطعم عنه بلا خلاف عندنا وبه قال أبو حنيفة ومالك والجمهور
[ Far'un ] Pada madzhab Ulama tentang orang meninggal yang mempunyai tanggungan puasa, sebab Sakit, perjalanan atau uzur lainnya, dan tidak pernah menemukan kesempatan untuk mengqodhonya sampai mati. Telah kami sebutkan bahwa madzhab kita, bahwa tak ada kewajiban apa2 atasnya, tidak dipuasakan, tidak juga dibayarkan fidyah tanpa ada perselisihan antara kita (syafi'iyyah), demikian pula penapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Jumhur Ulama... [ Majmuu' Syarh muhadzdzab ].
الحال الثاني أن يكون موته قبل التمكن من القضاء بأن لا يزال مريضا أو مسافرا من أول شوال حتى يموت فلا شيء في تركته ولا على ورثته
إعانة الطالبين
Ajis Bmyu
Bang didin @ Ya, beliau (Almh ibu) berat untuk mng'Qodo dkarenaakan sakit yang bgitu kompleks (kankerrahim,ginjal,liver) yang dideritanya slama kurangLbih 2tahun, adakh pnjelasan lain ??
Didin Banjarmasin
Ya, kalau begitu, nuqilan saya di atas sudah benar..Tidak ada kewajiban apa-apa atas anda... tahlilan atau baca Al-Qur'an saja untuk ibu anda...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar