Kamis, 25 Februari 2016

Tawadu'

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
(QS. asy-Syu’aro [26]: 215)
Dalam ayat yg lain :
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً
“Dan hamba-hamba Alloh yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”(QS. al-Furqon [25]: 63)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tiada seorangpun yang berlaku tawadhu’ karenaAllah melainkan Allah akan meninggikan kedudukannya. (HR. Muslim).
من تواضع لله رفعه
—————————
Orang yang bersikap Tawadhu’ memiliki banyak fadhilat dan kemuliaan. Diantara keutamaan bersikap tawadhu' tersebut adalah:
1. Mendapatkan kemuliaan di dunia dan diakhirat.
2. Sikap Tawadhu’  merupakan akhlak mulia dari para Nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam.
3. Dicintai di tengah-tengah manusia.
4. Tawadhu' Merupakan salah satu  perintah Allah SWT .
Allah Ta’ala berfirman
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لمنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, iaitu orang-orang yang beriman. (QS. asy-Syu’ara : 215)
5. Tawadhu’ adalah Perangai hamba Allah SWT yang terpuji.
6. Mengangkat Darjat Seorang Hamba.
7. Mendatangkan Rasa Cinta, Persaudaraan Dan Menghilangkan Kebencian.
التواضع دليل على  طهارة النفس وسلامة القلب من أمراض التكبّر والخيلاء، ويمثل خلق التواضع ركناً مهماً في تكوين شخصية المسلم وسلوكه، لأنّ التواضع في جوهره دعوة عملية إلى المحبّة والمودّة والترابُط، ووسيلة لتحرير القلوب من أغلال الحسد والكراهية.
Dalam kitab Alhikam dijelaskan :
اد فن وجودك فى أرض الخمول فما نبت مما لم يد فن لا يتم نتاجه
"Sembunyikanlah dirimu terhadap tanah yang jauh dari kemasyhuran, karena. Pepohonan yang tumbuh dari benih yang tidak ditanam melalui proses, maka hasilnya tidak akan sempurna".
Pepohonan ketika benihnya ditanam dengan diletakan diatas tanah, tidak dimasukan kedalamnya, maka benih tersebut tidak akan tumbuh.
Sedangkan cara untuk menumbuhkan pepohonan yaitu menanamnya dengan cara memasukan benih kedalam tanah kemudian ditinggalkan beberapa hari, minggu atau bulan, dikarenakan didalam nya terjadi proses antara tanah dan benih yang bisa menimbulkan akar atau dahan, kemudian Allah menyimpankepada akar-akar tersebut sebuah kekuatan yang bisa menerobos keatas tanah bahkan bisa membelah bebatuan-bebatuan yang menghalanginya, supaya mendapatkan energy sinar matahari.
Dengan adanya seperti ini, maka pepohonan bisa tumbuh dengan sempurna.
Begitu juga manusia dalam proses untuk menuju jati diri seorang hamba Allah juga dibutuhkan beberapa waktu bahkan hari.
Imam Assyafii juga memberi nasihat tentang tawadhu
وقال الإمام الشافعي: "لا يطلب أحد هذا العلم بالملك وعز النفس فيفلح، ولكن من طلبه بذلّ النفس وضيق العَيش وخدمة العلماء أفلح"
Imam As-Syafi’i Ra berkata, tidak akan bahagia orang yang mencari ilmu disertai tinggi hati dan kemewahan hidup. Tetapi yang berbahagia adalah orang yang mencari ilmu disertai rendah hati, kesulitan hidup dan khidmah pada ulama.
Sebelum kamu dipandang dan terkenal dalam masyarakat dikarenakan sudah memberikan subatansi kepada mereka melalui organisasi atau lembaga-lembaga, baik dari segi kagamaan ataupun kesosialan, maka sembunyikanlah jati dirimu yang sebenarnya dihadapan mereka dan bersihkanlah hatimu dari keinginan-keinginan duniawi yang bisa menjerumuskanmu, supaya aqal dan hatimu menjadi matang untuk mengahadapinya.

والله اعلم بالصواب

#Maaf para sesepuh/kyai saya tag biar klo ada kekeliruan post dapat diluruskan..

Rabu, 17 Februari 2016

Silsilah keluarga lirboyo

Ridlo Ibu Adalah Segalanya
Ketika Ny. Arthimah binti Sholeh diceraikan oleh KH. Dahlan Jampes, beliau pulang ke rumah bapaknya di Banjarmlati dalam keadaan hamil, yang ketika lahir dinamakan Marzuqi. Sehingga Marzuqi ini ikut ibunya sampai dewasa sementara kakaknya (KH. Ihsan) ikut abahnya.
Ketika KH. Marzuqi diambil menantu KH. Abdul Karim Lirboyo, walaupun ikut mertua namun setiap hari mengunjungi ibunya.
Sementara itu, KH. Ihsan yang sudah menjadi pengasuh pesantren Jampes jarang bisa berkunjung karena kesibukannya.
Suatu saat, sang ibu mengutarakan kerinduannya dan ingin bertemu dengan KH. Ihsan, hal ini disampaikan oleh KH. Marzuqi kepada KH. Ihsan.
Setelah lama ditunggu, ternyata KH. Ihsan belum datang sehingga sang ibu menggerutu, KH. Marzuqi berusaha menghibur dengan matur: "Sekarang kan kang Ihsan jadi kyai besar dan santrinya banyak, mungkin saja belum ada kelonggaran waktu" sang Ibu dengan ghodhob berkata: "Masio Ihsan Kyai gede santrine sak jagad iku ora metu teko kayu watu, tapi metu teko wetengku iki".
KH. Marzuqi pun pamit ke Jampes untuk menjemput kakaknya dengan naik sepeda onthel. Setelah bertemu beliau mengutarakan perkataan sang ibu kepada kakaknya.
Begitu mendengar, KH. Ihsan langsung meliburkan pengajiannya dan bergegas pergi ke rumah ibunya di Banjarmlati, begitu tiba di perempatan Bandar (± 1,5 km dr rumah Ibu) beliau turun dari kendaraan dan berjalan kaki, dan begitu tiba di ujung gang menuju rumah, beliau berjalan sedokan (berjalan ala abdi keraton) sampai di depan pintu terus duduk bersimpuh dan mengucapkan salam dengan lirih, dan mengajukan permohonan maaf sambil menangis......